Popularitas lagu berjudul ”Garuda Kecil” memang belum sejajar dengan lagu serupa, ”Garuda di Dadaku”. Namun, lagu ciptaan Iwan Budiono itu bisa menjadi alternatif lagu penyemangat bagi anak-anak. Spirit dan nilai nasionalisme tersaji kuat di lirik lagu ”made in” pria asal Dusun Winangun, Desa Jajag, Kecamatan Gambiran, itu.
ADA yang beda dari nada sambung pribadi (NSP) hand phone milik Iwan Budiono atau Tio dalam be berapa hari belakangan. Dari su aranya, nada penyela nada tut di panggilan telepon genggam itu terdengar sebuah lagu yang di nyanyikan anak-anak. Berbeda darilagu anak umumnya, lirik yang di perdengarkan itu lebih banyak me ngulang kata “garuda”. Syair lagu dalam NSP pria kelahiran Banyuwangi 23 Oktober tersebut adalah sebagai berikut.
Aku garuda kau pun Garuda
Kita semua Garuda yang perkasa
Aku garuda kau pun Garuda
Kita semua Garuda Indonesia
Rasa penasaran terhadap nada sam bung tersebut akhirnya terjawab saat Iwan mengangkat telepon. Lagu di NSP tersebut merupakan kar yanya sendiri. Lagu untuk anak-anak itu diberi judul “Garuda Kecil”. Lalu, siapa penyanyi cilik yang menyanyikan lagu tersebut. Iwan dengan sedikit tertawa kecil membeberkan bahwa pelantun lagu itu adalah Maria Luna Farisa.
Bocah itu tidak lain adalah anak pertama petinju juara dunia WBA (super) feather weight asal Indonesia, Crish John. Bocah berusia tujuh tahun itulah yang menyanyikan lagu ciptaan Iwan itu. Bukan kebetulan bila pria yang juga akrab dipanggil Tio itu memberikan label “Garuda Kecil” dalam lagu karyanya tersebut. Terinspirasi lagu “Garuda di Dadaku” dan prestasi yang ditorehkan Crish John di pentas dunia, Iwan ingin memberikan spirit bagi anak-anak untuk agar menggantungkan cita-cita dan harapan setinggi mungkin.
Iwan berharap lagu tersebut bisa membangkitkan nasionalisme dan kebanggaan atas bangsa dan negara sejak usia dini. “Lagu ini terinspirasi prestasi Crish John di pentas dunia. Kalau Crish saja bisa, tentu anak-anak Indonesia yang lain juga bisa berprestasi seperti dia. Lewat Fefe (sapaan akrab Maria Luna Farisa), ajakan agar anak-anak lain meraih cita-cita itu disuarakan,” kata Iwan. Lagu tersebut dia ciptakan enam bulan lalu di rumahnya, Jajag.
Saat proses rekaman, dia harus hijrah ke Kota Kembang, Bandung. “Garuda Kecil” boleh jadi merupakan karya nyaur utang Iwan kepada petinju berjuluk Th e Dragon tersebut. Cerita itu dimulai saat keduanya berkenalan lewat situs jejaring sosial, Friendster. Iwan yang hanya iseng menyapa Crish itu memintanya singgah di rumahnya saat berlatih di Bali. Tak dinyana, sapaan dalam situs itu dibalas Crish.
Kedatangannya di Banyuwangi tahun 2007 menjadi pertemuan pertama bagi keduanya. Saat itu, Iwan yang melihat Fefe masih balita bersama istri Crish, Megawati, di Banyuwangi berjanji akan membuatkan lagu untuk Crish. Janji itu baru bisa direalisasikan beberapa bulan belakangan. Sebuah lagu karya Iwan berjudul “Garuda Kecil” yang dibawakan Fefe mulai diperkenalkan ke publik di Jakarta Utara Minggu (6/10) kemarin. Bukan hanya lagu “Garuda Kecil”, Iwan juga tengah menyelesaikan beberapa lagu lain.
Temanya hampir mirip, yakni seputar nasionalisme, cita-cita, dan semangat untukanak-anak. Dia masih menyusun lirik d engan seksama agar lagunya itu mudah dilantunkan dan dihafal anak-anak. Di luar dugaan, Fefe yang tumbuh berkembang dari keluarga atlet itu mampu menyanyikan lagu karya Iwan itu dengan baik. Bahkan, saat rekaman, lagu berdurasi tiga menit empat puluh tiga detik itu bisa diselesaikan dalam satu kali rekaman.
Pertanyaan kritis yang terlontar dari Fefe terkait syair itu membuat Iwan harus menjawab dengan baik. “Fefe sering tanya ada syair di lagu tentang semangat 45. Kenapa harus 45 dan kenapa bukan 123. Lagu itu diharapkan bisa menanamkan semangat nasionalisme bagi anak-anak sejak dini,” ungkap Iwan. Kemampuan Iwan dalam menyusun lirik lagu menjadi nilai plus.
Dengan bakat musik turun-temurun dari sang ayah, dia mengembangkan kemampuannya itu secara otodidak. Kemampuannya itu membuatnya melanglang buana hingga Bandung untuk mengajarkan ilmu bermain musik. Bahkan, Iwan pernah bergabung dengan beberapa grup musik ternama tanah air. Pria yang juga hobi bermain bola basket itu pernah menjadi bagian penting dalam grup D’Cinnamons.
Di grup asal Bandung yang mempergunakan unplugged acoustic dalam setiap musik yang dibawakan itu, Iwan menjadi pemain bass. Bukan itu saja, dia juga pernah menjadi bagian penting grup Peterpan. Saat sang vokalis utama, Ariel, vakum dari dunia musik, dia turut serta dalam grup tersebut hingga bermetamorfosis menjadi Noah. Di samping itu, dia juga kerap tampil di sejumlah acara sebagai band pembuka. (radar)