RadarBanyuwangi.id-Pada liburan awal tahun 2025, pengunjung Taman Nasional Alas Purwo (TN AP) yang ada di wilayah Dusun Kutorejo, Desa Kalipait, Kecamatan Tegaldlimo meningkat dibanding hari biasa. Hanya saja, dibanding awal tahun 2024, jumlah itu masih menurun.
Pengunjung yang datang ke lokasi wisata yang dikenal wingit itu, pada 1 Januari 2025 ini mencapai 1.645 orang. Jumlah itu menurun jauh dibanding 1 Januari 2024 yang mencapai 2.000 orang lebih. “Pengunjung berkurang ini diantaranya karena hujan dan tiket yang naik,” cetus Penyelia Ekosistem Hutan (PEH), Margo.
Menurut Margo, pada tahun baru ini pengunjung yang sebagian besar warga lokal mulai berdatangan sekitar pukul 09.00. Mereka banyak yang naik motor dan mobil pribadi. Daerah yang paling banyak didatangi Padang Savana Sadengan, Pantai Pancur, Gua Istana, dan Plengkung. ‘Seharian tidak hujan,” jelasnya.
Jumlah pengunjung pada Rabu (1/1) hingga pukul 17.00, jelas dia, mencapai 1.645 orang. Para pengunjung itu, juga ada umat Hindu dari Bali yang datang untuk sembahyang di Pura Giri Salaka yang ada di tengah hutan Alas Purwo. “Pengunjung tahun baru 2025 menurun dibanding tahun baru 2024 yang mencapai 2.000 orang,” ungkapnya.
Baca Juga: Rayakan Tahun Baru, Tempat Wisata Dibanjiri Pengunjung, Jalur ke Umbul Pule dan Legomoro Merayap, Pulau Merah Tembus 3.000 Orang
Untuk menyambut pengunjung yang meningkat ini, Margo menyampaikan mengerahkan semua petugas untuk menjaga di loket masuk, dan di sejumlah titik yang banyak didatangi wisata seperti Padang Savana, Gua Istana, Pantai Pancur, dan Pantai Plengkung. “Anggota dari Polsek Tegaldlimo dan Koramil juga diterjunkan,” cetusnya.
Dari sejumlah tempat wisata itu, jelas dia, yang paling banyak didatangi pengunjung Pantai Pancur. Di daerah ini, tempat parkir sepeda motor dan mobil yang sangat luas itu terlihat penuh. “Bila akan ke Gua Istana dan Plengkung, parkirnya di Pantai Pancur,” ujar Kepala Resort Pancur, Bagyo Kristiono.
Bagyo menyampaikan, saat ini kondisi Pantai Pancur sedang tidak baik. Karena berbarengan angin barat daya dan sering turun hujan, kondisi pantai dipenuhi sampah kayu. Sampah itu, berasal dari sejulah sungai dengan muara di Pantai Pancur. “Ini paketan sampah dari seluruh Jawa, meski kita bersihkan sekarang, besuk sudah menumpuk lagi seperti sekarang,” dalihnya.
Salah satu pengunjung, Subagio, 35, asal Desa/Kecamatan Tegaldlimo mengaku berkunjung ke Taman Nasional Alas Purwo di Dusun Kutorejo, Desa Kalipait, Kecamatan Tegaldlimo bersama istrinya ini hanya untuk bersantai saja. “Mumpung hari libur, saya biasanya ke luar kota, sekarang jalan-jalan bersama istri di Alas Purwo,” cetusnya sembari melihat seekor merak yang lewat di antara pepohonan.
Pengunjung lainnya, Suliyah, 56, asal Desa Sumbersari, Kecamatan Srono, mengaku tidak berekspektasi lebih saat berkunjung ke Pantai Pancur. Ia sudah pernah datang ke tempat wisata ini. “Setiap angin barat daya datang, Pantai Pancur dan sekitarnya pasti banyak sampah,” katanya.
Suliyah menyampaikan berkunjung ke Alas Purwo ini atas permintaan dari anak-anaknya. “Nanti akan berkunjung ke Gua Istana yang katanya tempat untuk bersemedi itu, saya juga penasaran,” tuturnya.(cw2/abi)