Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Liku-liku Hari Wijaya Menghidupi Tim Persewangi

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

likaTanah Kavling Ludes, Pemain Dijatah Nasi Bungkus

SEBAGAI klub profesional, Persewangi dilarang menyerap dana APBD. Era sepak bola non-APBD mulai digulirkan sejak terbitnya Permendagri No. 22/2011 tentang pedoman penyusunan APBD tahun 2012. Permendagri itu membuat banyak klub profesional kelabakan. Namun, tidak sedikit klub yang tetap berkibar meski dengan setumpuk pengeluaran. Sebelum kompetisi bergulir, The Lasblang—julukan Persewangi dilanda krisis finansial.

Publik Banyuwangi pun cemas terkait situasi saat itu. Bahkan, Hari Wijaya yang menjadi Ketua Persewangi sempat digoyang. Beberapa kelompok sempat meminta Hari mundur jika tidak mampu mengelola klub. Tetapi, pria yang juga kontraktor itu tetap bertahan. Dia ya kin punya banyak solusi terkait im pitan dana Persewangi. Nah, awal April lalu Hari Wijaya memastikan Persewangi sanggup berkompetisi. 

Hal itu mencuat setelah menyeruak kabar Persewangi terancam gagal berangkat ke Sulawesi di awal kompetisi Divisi Utama ini.Sebagai catatan, Persewangi harus menghadapi Persigo Gorontalo dan Persbul, Buol, Sulawesi Tengah, dalam dua pertandingan tandang. Tentu saja dua laga away pertama ter sebut membutuhkan dana besar. Tetapi, pria asal Desa Setail, Kecamatan Genteng, itu memastikan diri Persewangi bisa berangkat.

Mengenai dana, Hari mengaku murni merogoh dana pribadi. Untuk membiayai Persewangi, dia memiliki beragam usaha. Namun, yang paling kentara adalah bisnis properti atau penjualan tanah. “Saya jual tanah kavling untuk membiayai Persewangi,” katanya saat berbincang-bincang dengan Jawa Pos Radar Banyuwangi di Hotel Sri Utami, Kecamatan Biau, Kabupaten Buol, Sulteng, pekan lalu.  

Hari mengaku, tanah kavling miliknya cu kup laris. Bahkan, tanah miliknya sudah ha bis terjual. Sayang, dia tidak menyebut total luas tanah kavling yang dijual tersebut. ‘’Tanah kavling sudah terjual, tapi dananya juga langsung habis,” kata Hari Wijaya. Dana hasil penjualan tanah kavling itu masih belum cukup untuk membiayai Persewangi selama berada di Sulawesi. Pasalnya, akomodasi dan transportasi di luar Jawa cukup mahal.

“Sekali makan saja ha bis Rp 45 ribu setiap orang,” terangnya sambil geleng-geleng. Untuk menyiasati besarnya pengeluaran itu, Hari Wijaya yang juga manajer tim Persewangi itu berkonsultasi dengan pengurus dan pelatih Persewangi, Bagong Iswahyudi. Guna menekan pengeluaran, manajemen Persewangi memutuskan membeli nasi bung kus di luar hotel. ‘’Lumayan satu bungkus harganya Rp 20 ribu,” katanya.  

Karena dana menipis, Hari Wijaya yang bertanggung jawab terhadap semua pemain tidak mau ambil risiko. Dia nekat utang kerekan sejawatnya. Sebagian juga minta bantuan kolega. ‘’Kami sangat berterima kasih kepada para kolega saya yang peduli kepada Persewangi,” paparnya. Hari menyadari tentang kemampuan dirinya. Yang jelas, dia akan terus berusaha memperbaiki Persewangi demi meraih prestasi. ‘’Saya selalu ikhtiar agar Persewangi semakin maju,” harapnya.

Dia menilai, jika segala usaha mencari dukungan terus diupayakan, tapi usaha itu tidak berhasil, berarti Tuhan berkehendak lain. ‘’Alhamdulillah, doa dan ikhtiar saya selama ini masih dapat rida Allah,” tuturnya. Hari Wijaya memang dikenal sebagai pria yang taat terhadap perintah agama. Selama ini dia rutin puasa Senin dan Kamis. Tujuannya, agar diberi kemudahan dalam segala aktivitas. “Agar semua langkah dan tujuan lancar,” tandasnya. 

Dia menggaris bawahi, mengelola klub sepak bola memang harus mau mencurahkan tenaga, waktu, dan pikiran. Tujuannya jelas, yakni ingin Persewangi maju dan berkembang. ‘’Atas cita-cita itu, maka kami berharap banyak pihak peduli terhadap nasib Persewangi,” jelasnya. Dikatakan, Persewangi memang dituntut mandiri dengan mencari dana sendiri.

Karena itu, segala sesuatunya harus dihitung secara cermat, mulai pembuatan anggaran belanja pemain, operasional,  sampai pengembangan bisnis marketing. ‘’Pemasukan klub selama ini hanya dari penonton yang menyaksikan pertandingan kandang. Dari sponsor belum ada. Mudahmu dahan sponsor banyak yang berminat. Karena animo masyarakat sangat tinggi ketika Persewangi bertanding di stadion sendiri,” pungkasnya. (radar)