Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Limbah Buah Naga Jadi Tanaman Hias

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

SEMPU – Pohon buah naga yang sudah tua sering kali hanya dibuang sembarangan oleh para petani. Padahal, tanaman yang sudah menjadi limbah itu bisa dimanfaatkan menjadi tanaman hias yang cukup indah. Ali Umacharia, 50, asal Dusun Tugung, Desa/Kecamatan Sempu, Banyuwangi, mampu mengolah tanaman buah naga yang sudah tidak berguna itu menjadi tanaman hias.

Caranya, tanaman buah naga disambung dengan spesies kaktus yang memang tanaman hias. “Tinggal ditanam, ujungnya dibelah lalu disambung,” ujar Ali Umacharia. Proses okulasi (penyambungan) antara bibit  kak tus dan pohon buah naga, terang dia, butuh proses sekitar satu minggu hingga lima belas hari.

Jika penyambungan dilakukan dengan hati-hati dan berhasil, maka limbah buah naga tersebut  bisa terlihat tumbuh menarik. “Saya sudah beberapa kali mencoba menyambungkan, dan semua berhasil,” katanya. Pohon buah naga dan kaktus, terang dia, adalah jenis tanaman yang sama-sama berduri dan berasal satu species kaktus.

Sehingga, untuk penyambungan tidak terlalu sulit. Hanya saja, sebagian masyarakat masih belum begitu memahami tentang cara dan teknik penyambungan tersebut. Limbah pohon buah naga yang sudah disambung dengan kaktus,  juga bisa mendatangkan rupiah.

Untuk satu tanaman hasil okulasi, bisa dijual mulai Rp 25 ribu hingga  Rp 1 juta, tergantung jenis species kaktus yang tumbuh. Hal itu merupakan  alah satu peluang bisnis tanaman hias dengan memanfaatkan limbah. Okulasi tanaman buah dengan  tanaman hias tersebut, jelas dia,  sangat mudah dilakukan dan tidak perlu membutuhkan lahan luas  dan biaya besar.

Tanaman hias ini, bisa dikembangkan di atas pot bunga dan diletakkan di dalam ruangan.“ Jika masyarakat bisa melakukan, maka tidak akan ada limbah pohon  buah naga yang berserakan,”  tandasnya. (radar)