Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Menyantap Nasi Golong Jelang Ujian

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

nyantapBANYUWANGI – Ratusan siswa kelas IX SMP dan siswa kelas 6 SD mengikuti tradisi sego golong (nasi golong) Sabtu malam lalu (20/4). Ritual yang sering dilakukan dalam menghadapi ujian nasional (unas) ini, dilaksanakan di Pondok Pesantren Al Anwari, Kelurahan Kertosari, Kecamatan Banyuwangi. Tradisi sego golong yang sudah berlangsung sejak puluhan tahun lalu itu, diawali dengan istighotsah.

Dalam istighotsah yang dipimpin Ustad Ahmad Siddiq, ini para siswa diajak untuk membaca kalimat toyibah dan perenungan jiwa. “Kita harus menghormati pada ibu dan bapak, kita harus minta maaf atas kesalahan selama ini,” kata Gus Sidiq -sapaan Ustad Ahmad Sidiq- Perenungan yang berlangsung sekitar 20 menit itu, ternyata sempat membuat para siswa yang akan menghadapi unas ini menangis. Tidak sedikit dari mereka, malah ada yang sampai histeris sambil memanggilmanggil nama orang tuanya.

Usai istighotsah, setiap siswa mendapat bingkisan berupa nasi bungkus yang dikenal sego golong. Isi sego golong ini berupa nasi sambal dengan sayur daun kelor dan lauk telor. “Sego golong ini tradisi turun temurun yang sudah berlangsung sejak puluhan tahun lalu,” terang Gus Sidiq. Menurut Gus Sidiq, tradisi sego golong ini pada awalnya tradisi yang dipakai untuk santri yang akan berangkat ke pesantren. Selain itu, juga sering dipakai untuk santri yang akan menghadapi ujian kitab kuning.

“Sekarang tradisi sego golong ini untuk siswa yang akan ujian seperti unas ini,” katanya. Gus Sidiq menyebut, sego golong yang terdiri nasi, sambal dengan sayur daun kelor, dan telur ini memiliki makna yang penting. Sayur kelor itu memiliki sifat yang bersih, dengan makan kelor diharapkan pikiran dan hati akan bisa tenang dan bersih dalam menghadapi ujian. “Segala kesulitan bisa dipermudah,” cetusnya. Tradisi sego golong ini, jelas dia, hampir tiap tahun selalu dilaksanakan di Pondok Pesantren Al Anwari. Meski telah mengikuti ritual ini, para siswa tetap diminta untuk belajar. “Istighotsah dan tradisi sego golong ini merupakan  doa, yang penting tetap belajarnya,” katanya. (radar)