Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Pariwisata Bergairah Bisnis Taksi Moncer

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Ilustrasi

Jumlah Armada yang Beroperasi Mencapai 47 Unit

BANYUWANGI – Bisnis transportasi, seperti taksi, di Banyuwangi tampaknya kian prospek. Hingga saat ini, jumlah taksi yang beredar di Kota Gandrung terus bertambah dari tahun ke tahun.

Saat ini, tercatat sebanyak 47 unit armada yang masih eksis. 47 unit armada itu berasal dari tiga perusahaan. 25 unit armada dari Bosowa, taksi milik Ramayana yang beroperasi sebanyak 11 unit, dan Osing Transport Mandiri sebanyak 11 kendaraan.

Sebetulnya bisnis taksi mengalami pasang surut. Sejak taksi beroperasi pada 2006 silam, jumlah taksi yang beroperasi justru menurun hingga 2013. “Sampai tahun 2013 jumlah taksi berkurang dan tersisa 29 unit saja,” ujar Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Banyuwangi, Kusiyadi, melalui sekretarisnya, Agus Hari Suharto.

Kepada Jawa Pos Radar Banyuwangi, Agus mengatakan, kalau sejak tahun 2014 taksi yang beroperasi di Banyuwangi semakin bertambah. Saat ini saja sudah mencapai 47 unit dari tiga perusahaan.

“Ada dua perusahaan yang sedang mengajukan penambahan armada,” terangnya. kemarin. Sejauh ini, taksi memang mulai banyak ditemukan di Banyuwangi. Taksi beraneka warna itu kerap kali mangkal dilokasi strategis. Seperti di depan Pemkab Banyuwangi.

“Ada yang ngetem di sini (depan Pemkab Banyuwangi. red). Yang lainnya ngetem di hotel-hotel, ASDP, rumah sakit dan bandara,” sebut Eko Safari, seorang driver taksi Bosowa. Dia mengutarakan, dirinya melayani penumpang di berbagai tempat tujuan. Latar belakang para penumpang, beberda, bervariasi.

“Ada juga turis asing juga ada tamu-tamu umum. Kalau turis biasanya mereka dari Bali. Kita menjemput di ASDP, ” jelasnya. Selain turis, tidak sedikit warga yang memilih menggunakan jasa taksi. Sebab, paradigma orang saat ini sudah berbeda dengan beberapa lahun lalu.

“Kalau dulu orang mau naik taksi takut karena mahal. Tapi sekarang sudah tidak lagi. Mau kondangan (hadiri undangan, red) saja naik taksi,” ulasnya. Ishadi, seorang driver lainnya, meyakini taksi memiliki prospek dalam beberapa tahun ke depan. Itu seiring fasilitas yang dimiliki Banyuwangi. “Mulai ada Bandara, taksi tambah ramai,” katanya.

Memang jelas dia, omzet dari taksi tidak bisa dipatok. Ramai dan sepi itu sudah hal biasa. Rata-rata perhari 5 penumpang. Saya sebagai driver mendapatkan upah dengan sistem presentase 20 persen dari penumpang,” pungkasnya. (radar)