Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Pasar Lebih Tertib, Pembeli masih Sepi

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

pasarBANYUWANGI – Penertiban pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan di sepanjang jalan Satsuit Tubun dan jalan Diponegoro, kawasan Pasar Banyuwangi, mulai membuahkan hasil.

Pasca penertiban yang dilakukan petugas gabungan unsur Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), kepolisian, TNI, Di nas Pendapatan (Dispenda), serta Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dis hubkominfo), Senin lalu (27/1), kini kedua ruas jalan tersebut sudah steril dari aktivitas PKL. Tetapi sayang, setelah PKL bersedia masuk ke pasar induk Kota Gandrung itu, ternyata pembeli di dalam pasar tetap sepi. Tak ayal, para pedagang mengeluhkan fenomena  tersebut.

Hal itu diindikasi terjadi lantaran kondisi bangunan Pasar Banyuwangi yang kurang representatif, sehingga konsumen enggan masuk ke pasar tradisional tersebut. Riskiya, 50, salah satu pedagang kue dan es dawet mengatakan, meskipun para PKL yang sebelumnya berjualan di jalan sudah masuk Pasar Banyuwangi, tetapi tingkat pembelian konsumen di pasar tradisional tersebut belum terkerek naik. “Seperti yang Anda lihat sendiri. Sangat sepi pembeli,” ujarnya kemarin (31/1). 

Menurut Riskiya, sejak para PKL masuk, kondisi Pasar Banyuwangi tampak jauh lebih tertib. Namun sayang, kondisi itu tidak berpengaruh signifikan terhadap jumlah kunjungan dan tingkat pem belian konsumen. “Semoga ada langkah baru dari pemerintah supaya pembeli semakin ramai, tidak enggan masuk pasar seperti saat ini. Misalnya dengan membangun gedung pasar yang baru,” harapnya.

Akibat sepi konsumen, imbuh Riskiya, sejak beberapa hari terakhir dia kerap tekor lantaran dagangannya tak terjual. Bahkan, dia terpaksa menggadaikan anting dan cincin untuk modal berjualan. “Karena sepi pembeli, penghasilan untuk makan sehari-hari saja tidak cukup. Bahkan, karena sering tekor, saya terpaksa menggadaikan cincin dan anting,” terang perempuan yang mengaku telah 35 tahun berjualan dawet di Pasar Banyuwangi tersebut.

Keluhan senada dilontarkan Sairi, 45. Tukang be cak yang satu ini mengatakan, karena sepi kunjungan konsumen ke Pasar Banyuwangi, penumpang yang memanfaatkan jasanya pun ikut-ikutan sepi. Jika sebelumnya dirinya bisa mendapat penghasilan sebesar Rp 50 ribu per hari, saat konsumen sepi seperti ini, paling banter penghasilan yang didapat sekitar Rp 15 ribu per hari. “Mayoritas penumpang becak kan konsumen. Jadi, saat konsumen sepi, penumpang becak saya juga sepi,” pungkasnya. (radar)