BANYUWANGI – Pemberlakuan penempatan ruas jalan di ruas jalan Satsuit Tubun dan Jalan Diponegoro menimbulkan berbagai dampak. Kalangan pedagang semringah karena bisa berjualan di tepi jalan raya. Dampak lain, kendaraan yang melintas pun tidak bisa berjalan lancar.
Meski cukup untuk kendaraan roda empat, tapi mayoritas mobil enggan untuk melewati ruas jalan satu arah tersebut. ‘’Mobil masih bisa lewat,’’ sebut Sekretaris Persatuan Pedagang Pasar Induk Banyuwangi (P3IB), Sudirman. Meski cukup untuk kendaraan roda empat, tapi banyak mobil yang jarang melintas di ruas jalan yang cukup sempit itu.
‘’Mobil bisa. Tapi kadang-kadang ada teman-teman kita dari becak yang lewat dari timur. Mau menegur gak enak juga, lha mereka cari makan juga,’’ kata Sudirman. Sekadar tahu, para pedagang yang kini mangkal di Jalan Satsuit Tubun adalah mereka yang selama ini menempati stan di dalam pasar.
Karena di dalam pasar, stan mereka jarang dikunjungi pembeli. Situasi tersebut jelas membuat pemasukan mereka menipis. Kini, mereka akhirnya bisa bernapas lega karena bisa berjualan di bahu jalan. Terbukti, permintaan konsumen mulai meningkat.
Dengan begitu, maka banyak perbedaan antara stan di dalam dan luar. Beberapa barang dijual adalah yang mendukung kebutuhan Lebaran, seperti, kue Lebaran. Barang dagangan lain seperti sayur mayur juga tersedia.
Sementara itu, di Jalan Diponegoro atau depan Gedung Kesenian dan Kebudayaan (Gesibu) khusus para pedagang yang menjajakan bahan-bahan non makanan. Seperti kain, sandal, sepatu dan barang penunjang Lebaran. Sedangkan, stan tersebut memang tidak bisa diperkenankan berjualan kuliner.
Meski begitu, terdapat stan yang berjualan aneka makanan. Kepala Bagian Perekonomian Pemkab Banyuwangi, Nur Agus Suharto sebelumnya menegaskan bahwa barang yang dijual mendukung kebutuhan Lebaran, seperti, pakaian, aksesoris dan kue Lebaran.
“Tidak boleh ada pedagang kuliner menempati pasar Ramadan. Karena ini khusus untuk barang kebutuhan Lebaran,” ujarnya. (radar)