Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Pedagang Pasar Sobo Turun Jalan

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

pedagangBANYUWANGI – Puluhan pedagang Pasar Sobo, Banyuwangi, menggelar unjuk rasa di depan Kantor Pemkab Banyuwangi dan kantor DPRD Banyuwangi pagi kemarin (9/6). Mereka mendesak Pemkab Banyuwangi menghentikan rencana penggusuran dan pembongkaran pasar yang berlokasi di Jalan S. Parman, Banyuwangi, tersebut. Dalam aksi tersebut, para pedagang mengusung baliho bertulis surat untuk bupati. Ada sembilan poin tuntutan yang disampaikan kepada orang nomor satu di lingkungan Pemkab Banyuwangi tersebut.

Pertama, mereka mendesak pemerintah menghentikan penggusuran Pasar Sobo. Kedua, mereka minta rencana pembongkaran Pasar Sobo dihentikan. Ketiga, pedagang meminta pemerintah menindak tegas oknum penyeleweng karcis retribusi Pasar Sobo. Keempat, pedagang akan taat membayar pajak dan retribusi. Kelima, selesaikan soal Pasar Sobo secara demokratis. Tuntutan selanjutnya, hentikan provokasi terhadap pedagang, ciptakan rasa aman terhadap pedagang Pasar Sobo, dan perkuat ekonomi Pasar Sobo. 

Poin terakhir, mereka mendesak pembangunan harus pro rakyat. Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Sobo (P3S), Nur Syamsi mengatakan, para pedagang menerima surat relokasi sekitar sebulan lalu. Ada tiga alternatif tempat relokasi bagi para pedagang Pasar Sobo, di antaranya eks Lokalisasi Pakem, Pasar Karangrejo, dan Pasar Mojopanggung. Dikatakan, para pedagang menolak direlokasi lantaran mereka telah membentuk pelanggan mulai nol. Pasar Sobo yang dahulu sepi pembeli, kini mulai menggeliat.

“Kami tidak ingin pindah. Pelanggan kami sudah mulai terbentuk. Kita mulai dari nol. Kalau direlokasi, kita harus mulai dari nol lagi,” ujarnya. Nur Syamsi menambahkan, sejak Februari lalu pemerintah sudah tidak menarik retribusi kepada para pedagang Pasar Sobo. Pemkab Banyuwangi juga tidak memperpanjang sewa lapak pedagang di pasar tradisional tersebut. Meski demikian, para pedagang tidak ingin pindah dari Pasar Sobo. “Seandainya Pasar Sobo tetap digusur, seluruh pedagang akan golput pada Pilpres 9 Juli nanti,” cetusnya.  

Menurut Nur Syamsi, para pedagang Pasar Sobo tidak ingin digusur. Sebab, para pedagang sudah “membangun” Pasar Sobo dari sepi pembeli menjadi ramai seperti saat ini. “Seharusnya pemerintah men-support, misalnya menambah fasilitas pasar. Jangan malah digusur,” terangnya. Lebih jauh dikatakan, penggusuran Pasar Sobo dilakukan karena pasar tersebut rencananya akan digunakan sebagai lokasi pembangunan terminal wisata terpadu. “Kami akan tetap melawan rencana penggusuran Pasar Sobo dengan cara-cara yang baik,” cetusnya.

Sementara itu, di kantor DPRD Banyuwangi, para demonstran ditemui anggota dewan asal lintas fraksi, di antaranya Ismoko, Choiri Zen, Khusnan Abadi, Sukirman, dan Heksa Sudarmadi. “Kami memohon rapat dengar pendapat ini diagendakan ulang karena empat pimpinan DPRD tidak ada. Kami juga meminta dewan menghadirkan pihak Dinas Pendapatan (Dispenda) Banyuwangi,” kata Nur Syamsi.  

Sukirman mengatakan, DPRD belum pernah mendapat laporan Pasar Sobo akan digusur. Aspirasi pedagang Pasar Sobo kemarin akan dirapatkan di internal DPRD. “Kami juga akan memanggil instansi terkait,” terangnya. Sementara itu menrut  Anas, Bukan Mengusir, tapi Menata, dikonfirmasi terpisah, Bupati Abdullah Azwar Anas mengatakan, Pemkab Banyuwangi tidak punya agenda memarginalkan rakyat. Sebaliknya, pemkab justru akan merevitalisasi seluruh pasar rak yat di Bumi Blambangan.

Dikatakan, terkait persoalan Pasar Sobo, pihaknya sudah memerintahkan Dinas Pendapatan (Dispenda) melakukan dialog dengan pedagang sejak dua tahun lalu. Menurut Anas, Pasar Sobo harus dikembalikan menjadi pasar rakyat. “Pertanyaannya, apakah pasar isinya  biliar? Setahu saya, di pasar rakyat yang dijual terong, tempe, dan lain-lain. Apa benar pasar rakyat tapi yang dijual ponsel,” ujarnya merujuk kenyataan di Pasar Sobo berdiri arena permainan bola biliar dan konter ponsel dan pulsa. 

Meski demikian, Anas menegaskan, pemerintah tidak akan mengusir rakyatnya. Karena itu, meskipun ada sejumlah investor yang tertarik menanamkan modal di Pasar Sobo, Pemkab Banyuwangi lebih memilih membangun pasar tersebut dengan dana APBD.Sebab, jika ada investor masuk, imbuhnya, maka sebagian rakyat akan dikorbankan, misalnya pedagang yang tidak punya cukup uang menyewa lapak dagangan. “Maka Pasar Sobo dibangun dengan dana APBD. Ini akan dipadukan antara pasar rakyat, pasar seni, dan terminal wisata,” tuturnya.

Anas menegaskan, Pemkab Banyuwangi ingin merevitalisasi pasar rakyat menjadi lebih baik dan lebih modern. Pedagang tidak akan tergusur selama yang mereka jual adalah bahan kebutuhan sehari-hari rakyat. “Tidak mungkin saya menggusur rakyat. Cuma saat dibangun perlu ditata. Contohnya, Pasar Sri Tanjung, setelah ditata malah lebih rapi,” cetusnya. 

Kepala Dispenda Banyuwangi, Suyanto Waspo Tondo Wicaksono menambahkan, sebanyak 54 pedagang Pasar Sobo yang sudah terdaftar pasti akan diakomodasi di pasar tersebut setelah dibangun kelak. “Intinya, relokasi hanya sementara. Setelah Pasar Sobo selesai dibangun, mereka pasti kembali,” tegasnya. Hanya saja, kata Suyanto, konsep Pasar Sobo yang akan dibangun tersebut akan lebih modern, tidak berbentuk rumah toko (ruko) seperti saat ini. “Space lapak pedagang juga berbeda dan barang yang dijual juga harus disesuaikan. Karena ini (Pasar Sobo) pasar wisata, barang yang dijual harus disesuaikan, bukan berjualan ponsel,” pungkasnya. (radar)