Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Pendapatan Perajin Kue Patola Semakin Bertambah

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Kue patola termasuk salah satu kudapan tradisional yang identik dengan Ramadan. Sebab, jajanan yang mirip putu mayang ini, laris manis diburu pembeli saat puasa.

Lumer di mulut dan manis di lidah, jadi alasan mengapa kudapan ini menempati hati para penggemarnya. Ditambah kemunculannya yang diidentikkan dengan Ramadan, semakin menambah rasa kangen untuk mencicipi jajanan tradisional yang satu ini.

Kemunculannya yang mendadak, ternyata membawa berkah bagi perajin musiman kue patola di Banyuwangi. Salah satunya Nur Hayati, 50, warga Dusun Petahunan, Desa Jajag, Kecamatan Gambiran. “Pesanan kue patola meningkat saat Ramadan,” terang Nur Hayati.

Sejak subuh, Nur Hayati sudah mempersiapkan seluruh bahan untuk membuat patola. Mulai dari tepung beras, tepung tapioka, santan, dan gula merah. “Menyiapkan bahan sebelum subuh, karena banyak yang memesan,” katanya, Minggu (2/4).

Dalam sekali produksi, Nur Hayati menghabiskan enam kilogram tepung beras. Selama Ramadan, jumlah itu meningkat hampir dua kali lipat dari hari biasa. “Di hari biasa buatnya tidak banyak, hanya melayani tukang sayur keliling dan pedagang pasar,” imbuhnya.

Saking tingginya permintaan, Nur Hayati sampai menggunakan tungku cadangan untuk bisa mengukus bahan adonan. “Tambah tungku berbahan bakar kayu, kalau gak gitu gak nutut waktunya, karena pesanan banyak,” ungkapnya.

Enaknya kue patola yang dibuat Nur Hayati, dibarengi dengan harganya yang merakyat. Seporsinya, hanya dibanderol dengan harga Rp 2.000. “Alhamdulillah, gak perlu mahal, yang penting lumintu. Toh, keuntungannya bisa saya rasakan tiap tahunnya,” ujarnya.

Kondisi serupa turut dirasakan Rizky Nuraini, 39. Penjual kue patola asal Dusun Krajan, Desa Genteng Wetan, Kecamatan Genteng, itu sekali produksi bisa menjual ratusan  porsi kue patola. “Ramadan jadi pendapatannya bertambah,” terangnya.

Pundi-pundi rupiah, banyak mengalir deras ke dalam kantongnya. Satu bungkus kue patola, dijual dengan harga Rp 7.500 dengan isi 15 kue. “Sehari bisa dapat Rp 500 ribu sampai Rp 750 ribu,” ujarnya.

Kue patola buatannya, laku keras selama Ramadan. Di luar bulan puasa, kue ini tidak terlalu laku. “Jadi sedia banyak hanya waktu Ramadan saja,” katanya pada Jawa Pos Radar Genteng.(gas/abi)

source