Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Peringati G30S PKI AMBAK Gelar Aksi Bisu Tolak Bangkitnya PKI

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

BANYUWANGI – Peringatan 50 tahun Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia (G30S-PKI) kemarin (30/9) diwarnai aksi bisu yang dilakukan sekelompok masyarakat yang menamakan dirinya sebagai Aliansi Masyarakat Banyuwangi Anti Komunis.

Aksi bisu tersebut dilakukan selama dun jam sajak pukul 09.00 sampai 11.00 di beberapa sisi Simpang Lima, Banyuwangi.  Selain berdiri terdiam, aliansi masyarakat yang terdiri atas belasan orang itu juga memasang poster di empat sisi jalan.

Inti isiposter itu adalah menolak munculnya kembali gerakan-gerakan komunisme di Bumi Blambangan. Koordinator Aksi, Aman Fathurahman, mengatakan aksi merekabukanlah gerakan memusuhi keturunan PKI.  Kata Aman, gerakanitu dilakukan untuk mengingatkan bahwa ideologi komunis tidak tapat berada di Banyuwangi.

Terlebih jika ada beberapa orang yang ingin mendirikan kembali partai atau gerakan yang serupa dengan PKI. Sebab, menurut pria yang mengaku menjadi salah satu saksi sejarah G30S PKI itu, kondisi ketika terjadi gerakan itu sangat kacau.

Banyak terjadi pembunuhan yang dilakukan para simpatisan partai berlambang palu arit itu terhadap para pemuda Ansor dan tokoh agama. “Ideologi komunis jelas bertentangan dengan Pancasila. Jika orang menginginkan berdirinya PKI kembali, tentu melukai mayoritas warga muslim NU dan TNI yang 7 jenderalnya menjadi korban,” ujar Aman.

Pria yang selama aksi menggunakan kacamata hitam itu menginginkan masyarakat bersatu, baik yang keturunan PIC maupun bukan. Sebab, menurutnya pasca reformasi, semua warga negara memiliki hak yang sama. “Kami tidak membenci keturunannya. Setelah reformasi kita memiliki hak yang sama.

Alangkah baiknya jika kita memikirkan kemajuan bangsa, bukan melakukan hal yang merusak,” tegasnya. Ditambahkan salah seorang anggota aksi bernama Mustapha Kamal, bahwa Banyuwangi dulu menjadi basis PKI terbesar ke 13 di jawa Timur setelah Su rabaya dan Madiun. Oleh karena itu, menurutnya gerakan itu harus ditegaskan dan diingatkan agar tidak merusak persatuan NKRI.

“Kita sudah melihat mulai ada gerakannya perlahan-lahan, karena itu kita cegah dulu dengan mengingatkan masyarakat,” kata Mustapha.  Sementara itu, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bangkesbangpol) Banyuwangi, Djafri Yusuf, mengapresiasi aksi tersebut. Apalagi, dilakukan secara tertib dan tidak anarkis. “Kita apresiasi untuk lebih meningkatkan kewaspadaan kita bersama,” kata Djafri. (radar)