Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Perkebunan Kopi Rakyat di Banyuwangi Capai 9.778 Hektar, Pemasaran Perlu Ditingkatkan

perkebunan-kopi-rakyat-di-banyuwangi-capai-9.778-hektar,-pemasaran-perlu-ditingkatkan
Perkebunan Kopi Rakyat di Banyuwangi Capai 9.778 Hektar, Pemasaran Perlu Ditingkatkan
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

BANYUWANGI, KOMPAS.com – Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, mencatat, luas total perkebunan kopi rakyat di Banyuwangi mencapai 9.778 hektar dengan produksi mencapai 10.600 ton per tahun.

“Untuk produksi kopi rakyat mencapai 10.600 ton per tahun,” kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani Azwar Anas kepada Kompas.com, Senin (5/8/2024).

Perkebunan kopi yang tergolong luas berada di Kecamatan Kalibaru. Di kecamatan ini, perkebunan kopi milik warga mencapai 3.847 hektar.

Perkebunan di wilayah tinggalan Belanda ini didominasi jenis robusta dengan rata-rata produksinya mencapai 4.256 ton per tahun.

Baca juga: Pilkada Banyuwangi, Golkar Beri Rekomendasi pada Ipuk-Mujiono

Pemasaran perlu dimaksimalkan

Menurut Ipuk, dengan jumlah produksi kopi rakyat yang cukup besar, pemasarannya perlu dimaksimalkan.

“Karena bisa memberikan kesejahteraan yang maksimal bagi petani,” ungkap Ipuk.

Baca juga: Cerita Nurul Putuskan Bela Nenek Penjual Kopi yang Diadili karena Dituduh Mencuri Piring

Pemkab sendiri telah mendaftarkan kopi robusta Banyuwangi untuk mendapatkan indeks geografis (IG) di Kementerian Hukum dan HAM dengan brand “Kopi Robusta Java Banyuwangi”.

“Tidak lama lagi kopi Banyuwangi akan memiliki legalitas IG yang menjadi dasar legalitas kopi Banyuwangi sebagai perlindungan terhadap keotentikan kopi robusta Banyuwangi,” jelas Ipuk.

Menurut Ipuk, salah satu cara yang dilakukan untuk mengenalkan kopi rakyat kepada masyarakat luas adalah dengan membuat sebuah kegiatan.

“Kami gelar festival kopi rakyat yang dilakukan setiap tahun di sentra-sentra kopi Banyuwangi,” ucapnya.

Festival kopi tersebut digelar di dua sentra kawasan kopi, yakni di Desa Kalibaru Manis dan Desa Kebunrejo.

“Lewat festival ini, kami berharap identitas dan brand kopi Banyuwangi semakin kuat, sehingga peluang petani rakyat mendapatkan pasar juga makin terbuka,” ujar Ipuk.

Selain pameran produk UMKM kopi, juga ada sesi public cupping, yakni sebanyak 13 sampel kopi arabika dan robusta dari petani lokal dinilai oleh para ahli.

“Juga ada diskusi publik sebagai penguatan literasi kopi yang diikuti petani kopi, pelaku UMKM, serta ahli kopi,” terang Ipuk.

Dalam festival itu, juga membahas berbagai topik terkait pengembangan kopi di Kalibaru dan strategi pemasarannya.

“Termasuk upaya peningkatan kualitas dan daya saing kopi lokal,” tutur Ipuk.

Muchamad Shodiq, petani sekaligus pegiat kopi muda di Kalibaru mengaku memproses dan memasarkan sendiri kopinya.

“Kami tergabung di kelompok tani dengan luasan lahan sekitar 15 hektar. Kami melakukan penanaman sekaligus pemrosesan kopi hingga melakukan pemasaran sendiri,” kata Shodiq.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.