Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Produsen Batu Bata Terancam Bangkrut

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

produsenKABAT – Hujan yang kerap melanda wilayah Banyuwangi dan sekitarnya sejak sebulan terakhir ternyata membuat para perajin batu bata kelabakan. Bagaimana tidak, guyuran air hujan yang kerap kali datang secara tiba-tiba itu mengakibatkan batu bata yang baru setengah jadi menjadi hancur.  Tentu saja hal itu menyebabkan kerugian yang tidak sedikit.

Sebab, para perajin batu bata harus mengulang kembali proses produksi dari awal. Caranya, bata setengah jadi yang hancur lantaran ter kena air hujan itu ditumbuk, di encerkan menggunakan air, dan dicetak kembali Bulman, 49, perajin batu bata asal Dusun Bades, Desa Karangbendo, Kecamatan Rogo jampi mengatakan, untuk mengantisipasi hal serupa tidak terulang, dia berinisiatif menutup bata yang sedang di jemur menggunakan plastik.  Itu dia lakukan hanya saat mendung. “Meski begitu, kadang plastiknya terbuka lantaran angin kencang. Jadi, meski ditutup plastik, masih ada batu bata yang hancur terkena air hujan,” ujarnya kemarin (17/1).

Tidak hanya itu, Bulman mengaku proses pembuatan batu bata di musim hujan cenderung lebih sulit dibandingkan di musim kemarau. “Proses pen jemuran nya lebih lama. Kalau saat dibakar kondisi bata belum ke ring benar, bata tersebut bisa hancur atau retak,” kata dia. Nah, lantaran proses produk si batu bata lebih sulit yang berakibat penurunan pro duktivitas, maka harga komoditas yang satu ini pun kini mengalami peningkatan harga. “Harga normal sebesar Rp 350 ribu per seribu batang batu bata. Tapi saat musim hujan seperti ini, harganya bisa naik. Biasanya sampai Rp 450 ribu per seribu batang,” pungkasnya. (radar)