Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Puluhan Warga Genteng Kulon Diduga Kena Cikungunya

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

warga-yang-diduga-terinfeksi-penyakir-cikungunya-di-dusun-kopen-desa-genteng-kulon-kecamatan-genteng-kemarin

Puskesmas Pastikan Penyakit Akibat Virus

GENTENG – Sudah sepekan terakhir ini, puluhan warga mulai anak-anak hingga dewasa terkena gejala seperti Cikungunya di RT 5, RW 2, Dusun  Kopen, Desa Genteng Kulon,  Kecamatan Genteng.  Warga banyak yang merasa lemas dan nyeri luar biasa pada  persendian.

Di antara warga,  juga banyak yang hanya bisa tiduran di rumahnya. “Selama tiga  hari bapak saya itu demam dan nyeri pada persendian,” terang Mujiono, 41, warga Dusun Kopen, Desa Genteng Kulon.  Saat mengalami puncak sakit,  terang Mujiono, ayahnya seperti  lumpuh dan hanya bias tiduran  di atas tempat tidur.

Dari keterangan para tetangga, ayahnya  terkena Cikungunya. “Bapak itu sampai lemas, alhamdulillah diberi obat Cikungunya,” ujarnya. Kondisi serupa juga menimpa Putriningtyas, 8. Siswi kelas II  SDN 2 Genteng Kulon, Kecamatan Genteng, sempat muntah-muntah dan demam tinggi.

“Kalau malam itu panasnya tinggi dan muntah-muntah,” kata Sulastri, 47, orang tua Putriningtiyas. Kepala Puskesmas Genteng Kulon, dr.Yos Hermawan, saat dikonfirmasi mengatakan kalau yang menimpa warga itu bukan Cikungunya.

Kondisi warga yang demam itu, karena lingkungan yang dianggap kurang steril. “Itu serangan virus, tapi bukan Cikungunya,” jelasnya.  Secara umum, terang dia, ge jala yang menyerang warga itu tergolong penyakit kulit karena alergi. Biasanya, terang dia, setelah lima hari akan membaik sendiri.

“Itu penyakit kulit karena alergi,” jelasnya. Dari hasil penelusuran yang dilakukan timnya, lanjut dia, apa yang menimpa warga itu karena pengaruh lingkungan  dan pola hidup bersih warga yang kurang baik. Jika dibiarkan, tidak menutup kemungkinan banyaknya jentik nyamuk yang  tumbuh dan akan menimbulkan  gejala demam berdarah dengue  (DBD).

“Mohon maaf, kebersihannya kurang, petugas kita ke sana menemukan jentik-jentik,”  jelasnya.(radar)