TEGALSARI – Umat Hindu dari berbagai daerah di Kabupaten Banyuwangi, menggelar ritual Sugihan Jawa di pura bukit amerta di Desa Karangdoro, Kecamatan Tegalsari, kemarin (1/9). Sejumlah tokoh Hindu juga hadir seperti Resi Arto Darmo Putra Salabah dan Romo Ageng Wijoyo Bimantoro dari Sidoarjo.
Pemangku dan pinandita se Kabupaten Banyuwangi juga berdatangan. “Ini ritual Sugihan Jawa untuk persiapan Galungan,” cetus ketua Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kecamatan Tegalsari, Sukaji. Melalui upacara ini, terang Sukaji, umat Hindu berharap bisa melakukan pembersihan jiwa dan lingkungan.
“Kita bersih-bersih dengan mata kasar, agar bisa menjalankan sesuatu dengan benar,” ucapnya pada wartawan Jawa Pos Radar Genteng. Sebelum ritual ini, jelas dia, pada Rabu malam (31/8) di pura itu juga dilakukan upacara Mendak Tirta, yaitu mengambil air suci dari sumur yang ada di pura itu.
“Tadi malam (kemarin malam) mendak tirta,” katanya. Salah satu peserta upacara, Viky Retnowati, mengatakan dirinya sengaja datang ke pura karena kegiatan Sugihan Jawa ini dipusatkan di sini. Dia berharap dengan mengikuti upacara ini jiwa maupun lingkungannya bisa menjadi bersih. “Ini untuk pembersihan jiwa,” ucapnya. (radar)