Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Radio Komunitas Ganggu Navigasi

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Penerbangan Pesawat Sempat Dihentikan

BANYUWANGI – Penerbangan pesawat latih jenis Cessna 172 milik Bali International Flight Academy (BIFA) sempat dihentikan sementara kemarin (8/6). Gara-garanya, navigasi ter ganggu frekuensi radio komunitas yang kini sedang menjamur di Kota Gandrung. Gangguan navigasi itu juga  sempat menimpa penerbangan pesawat Wings Air yang melayani penerbangan komersial dengan jurusan Bandara Blimbingsari, Rogojampi-Bandara Juanda, Surabaya.

Namun, pesawat Wings Air tetap beroperasi,” cetus Kepala Bi dang Hubungan Udara dan Laut (Kabid Hubula) pada Dinas Perhubungan, Komunikasi, Informasi, dan Komunikasi (Dis hubkominfo) Kabupaten Banyuwangi, Ali Ruchi. Menurut Ali Ruchi, pesawat Cessna 172 yang digunakan la tihan terbang oleh para siswa pilot dari BIFA Sabtu (8/6) kemarin lima unit. Kelima pesawat itu mulai ter bang sekitar pukul 08.00. “Pesawat Cessna 172 milik BIFA menggunakan primary radio frequency 118,35,” ungkapnya.

Penerbangan pesawat latih Cessna 172 yang mulanya normal  itu tiba-tiba pada pukul 09.17 dihentikan sementara karena mengalami gangguan navigasi Gangguan itu, sebut dia, diduga akibat frekuensi radio komunitas yang masuk ke frekuensi penerbangan. “Demi keselamatan penerbangan, BIFA terpaksa menghentikan penerbangan,” cetusnya. Gangguan frekuensi pe nerbangan itu berlangsung hampir satu jam.

Sehingga, pesawat komersial Wings Air yang landing di Bandara Blimbingsari pada pukul 10.20 juga sempat mengalami gangguan. “Meski ada gangguan, Wings Air tetap bisa landing dan take off ,” jelasnya. Pesawat penerbangan la tih milik BIFA, masih kata dia, kembali melakukan penerbangan lagi pada pukul 10.43. Dalam penerbangan itu, pesawat Cessna 172 langsung menggunakan secondary frequency 123,20. “Hingga sore, penerbangan pesawat latih itu aman,” sebut bapak dua anak jebolan Teknik Perkapalan ITS Surabaya itu.

Sementara itu, Sekretaris Dishubkominfo Banyuwangi Nur Agus Suharto kepada Jawa Pos Radar Banyuwangi menyebut, gangguan frekuensi penerbangan itu sudah kerap terjadi. “Radio komunitas sebenarnya sudah diberi frekuensi sendiri,” katanya. Agus menyebut, frekuensi yang diberikan untuk radio komunitas adalah 107,7; 107,8; dan 107,9. Namun, frekuensi operasional radio komunitas banyak yang berubah dan masuk ke frekuensi penerbangan. “Ini yang akhirnya mengganggu pe nerbangan,” jelasnya.

Frekuensi radio komunitas yang sering bergeser itu, jelas dia, karena perangkat yang di gu nakan diduga tidak standar. “Perangkat yang dipakai radio komunitas itu sebagian besar rakitan sendiri, dan rakitanitutidakstandar,” ungkapnya. Demi menjaga kelancaran dan keselamatan penerbangan, Agus mengaku sudah ber ko ordinasi dengan Balai Monitor (Balmon) Surabaya. Pihaknya berharap, Balmon ke Banyuwangi untuk melakukan penertiban radio komunitas. “Kita sudah koordinasi dengan Balmon Surabaya,” cetusnya. (radar)