Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Ribuan Santri Darussalam Blokagung Mudik Lebaran

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

TEGALSARI, Jawa Pos Radar Genteng – Memasuki masa liburan Ramadan dan Lebaran, ribuan santri di Pondok Pesantren Darusalam, Blokagung, Desa Karangdoro, Kecamatan Tegalsari, pulang kampung bersama. Pada gelombang pertama Jumat (7/4), ada 2.221 santri yang mudik. Mereka itu dari sejumlah kota di Jawa, Jakarta, Bali, Yogyakarta, Sulawesi, Maluku, Sumatera, Kalimantan, dan Papua.

Mudik bareng liburan Ramadan dan Lebaran ini, diselenggarakan oleh pengurus pesantren bekerjasama dengan organisasi daerah (orda) asal santri. Itu dilakukan agar pemulangan bisa lancar dan selamat. “Kami siapkan 51 bus untuk pemulangan santri ini,” cetus salah satu dewan pengasuh Pondok Pesantren Darussalam, Blokagung, KH Ahmad Mubasyir Syafaat saat melepas para santri di lapangan pesantren.

Saat melepas para santri itu, Gus Basyir, sapaan KH Ahmad Mubasyir Syafaat berpesan para santri yang akan mudik untuk menjaga nama baik pesantren. “Saya harap, apa yang didapatkan di pondok bisa dipraktikkan di lingkungannya. Selama di rumah tetap ngaji dan salat jamaah seperti di pesantren,” pesannya.

Ketua panitia pemulangan santri, Roni Trilaksono menyebut, mudik bareng ini digelar pengurus pesantren bekerja sama dengan orda asal santri. Untuk mudik bersama ini, disediakan 51 bus dengan kapasitas 35 sampai 60 tempat duduk, dan dua mobil Elf. “Bus ini akan mengantarkan para santri dengan tujuan Surabaya, Riau, Kebumen, Sumatera, Bali, Jawa Barat, dan Jakarta,” katanya.

Untuk para santri yang mudik ke Kalimantan, Papua, dan luar negeri, terang dia, mereka sudah pesan tiket pesawat. Para santri itu, akan diantar sampai Bandara Juanda, Surabaya. “Santri yang luar pulau yang pulang naik kapal juga banyak sekali, ada ratusan santri,” ujarnya.

Untuk santri lokal Banyuwangi, jelas dia, jadwal pemulangan akan dilakukan pada Sabtu (8/4). Berbeda dengan santri dari luar daerah, para santri lokal ini saat pulang harus dijemput oleh orang tua atau walinya. “Para santri asli Banyuwangi bisa dijemput orang tuanya,” ucapnya.

Pemulangan santri yang dilakukan secara bersama ini, jelas dia, untuk memastikan keselamatan dan kedisiplinan para santri mulai dari pesantren hingga sampai di rumahnya. “Semua demi kedisiplinan, yang santri asli Banyuwangi dikawal orang tua pasti lebih aman,” ucapnya pada Jawa Pos Radar Genteng.

Roni menyebut para santri akan mendapat jatah libur sampai 12 Mei mendatang. Pada 13 Mei, semua santri harus sudah sampai di pesantren lagi. “Selambat-lambatnya tanggal 13 (Mei) harus sudah di pondok untuk memulai kegiatan lagi,” cetusnya.

Setiap libur Ramadan dan Lebaran, lanjut dia, tidak semua santri pulang. Sejumlah santri memilih tetap berada di pesantren, atau pulang ke rumah kerabatnya yang ada di daerah Banyuwangi. “Tahun ini diimbau untuk pulang semua. Jadi yang tidak pulang hanya sedikit. Yang tidak pulang itu santri yang biasanya mudik setiap dua atau tiga tahun sekali,” pungkasnya.(sas/abi)

source