Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Rumah Ambruk, Dua Lansia Selamat

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

BLIMBINGSARI – Rumah pasangan suami-istri (pasutri) lanjut usia Gede Sampurno, 80 dan Ketut Tunjung,80 warga Dusun Blibis RT 2/RW 1, Desa Patoman, Kecamatan Blimbingsari, ambruk, kemarin (15/3). Beruntung kedua lansia tersebut selamat dari maut dan hanya mengalami luka lecet  ringan dibagian dada dan kening.

Peristiwa ambruknya rumah ukuran 5 x 4 meter itu terjadi pukul  04.00, pagi kemarin (15//3). Saat itu, kedua lansia tersebut tengah  tidur nyenyak di kamar tidur rumahnya. Mendadak, rumah yang sebagian tiangnya terbuat dari kayu  dan bambu itu langsung ambruk.

Beruntung, blandar atau tiang penyangga kayu utama yang melintang masih mengenai lemari yang  berada di dalam kamar tidur tempat pasutri itu beristirahat. “Saya mendengar suara ambruk disusul  suara teriakan minta tolong,” ungkap Gede Sugiarto, 38, salah seorang tetangga korban.

Begitu mendengar suara teriakan tersebut, Gede bersama istrinya langsung terhenyak, dan bangkit dari atas ranjang tempat tidur mencari suara teriakan minta tolong tersebut. Kaget bukan kepalang, begitu mendapati rumah  pasutri lansia tersebut sudah ambruk dan rata dengan tanah.

Tak lama setelah dia datang,  tetangga sekitar tempat tinggalnya juga langsung ikut membantu menolong pasutri yang masih terjebak di bawah reruntuhan bangunan rumah reot tersebut. Warga  juga tidak mudah untuk mengevakuasi pasutri itu dari dalam  reruntuhan bangunan. Maklum, selain kondisi masih gelap, lampu penerangan di rumah yang ambruk juga langsung di  matikan.

“Sekitar 30 menit, baru  bisa kami berhasil evakuasi dari dalam reruntuhan bangunan,” jelasnya  Gede Sampurno mengalami luka gores ringan dibagian kening, dan  Ketut Tunjung mengalami luka  dalam dibagian dada. Mereka berdua hanya menjalani rawat jalan di rumah tetangga sekitar.

“Pak kepala desa dan Camat sudah  meninjau dan memberi bantuan,”  cetus Ketut Niara, 53, salah seorang keluarga korban. Rumah lansia itu didirikan di atas tanah milik Ketut Niara. Sudah lebih 30 tahun, pasutri tersebut menempati rumah tersebut dan dika runia seorang anak. Saat ini  anak semata wayang pasutri itu berada di Banyuwangi.

“Rumahnya  sudah memang reot, mungkin  karena tidak kuat menahan beban setelah diguyur hujan,” duganya. Untuk sementara waktu sembari  menunggu rumah tersebut kembali  dibangun, pasutri lansia tersebut  akan tinggal bersama salah satu  famili yang yang jaraknya sekitar  25 meter dari rumah yang roboh.

“Kami masih menunggu respon  pemerintah desa yang akan bedah  rumah, adapun kekurangannya kami keluarga sudah siap membantu melanjutkan pembangunan,”  terang Ketut.  Sementara itu, Camat Blimbingsari Abdul Latif mengaku jika  kerugian akibat robohnya rumah  pasutri lansia itu mencapai Rp. 10  juta berikut perabot rumah tangga yang rusak.

Pihaknya juga sudah  mengkoordinasikan dengan pemerintah desa setempat, agar rumah lansia tersebut segera diperbaiki.   “Memang sudah masuk program bedah rumah pemerintah desa Patoman yang di danai dari alokasi dana desa (ADD). Dalam sepekan  ini kami targetkan sudah kembali dibangun,” tandasnya. (radar)