RadarBanyuwangi.id – Pengelola Ruang Terbuka Hijau (RTH) Maron, Desa Genteng Kulon, Kecamatan Genteng tampaknya harus lebih rajin bersih-bersih. Di salah satu ikon Kota Genteng tersebut, selama ini dipenuhi sampah yang berserakan.
Taman sekaligus pusat keramaian warga di wilayah Kota Genteng dan sekitarnya itu, acap kali rusak lantaran kesadaran yang rendah dari pengelola untuk melakukan perawatan. Padahal tarikan retribusi parkir, diberlakukan ketat. “Sampah banyak terlihat itu, di kolam yang tidak difungsikan,” kata salah satu pengunjung, Dendi Nur, 34, warga Desa Tegalarum, Kecamatan Sempu.
Menurut Dendi, meski di dekat lokasi tersebut diberi tempat sampah, namun volumenya tidak memadahi hingga selalu penuh. Hal itu membuat pengunjung membuang sampah makanan atau minuman sembarangan. “Lebih parahnya lagi sering ada genangan airnya, sehingga takutnya jadi sarang nyamuk,” tandasnya.
Baca Juga: Warga Sukorejo Banyuwangi Kembali Geruduk Kantor Desa, Tolak Pembubaran Panitia Penjaringan Perangkat Desa
Tidak hanya itu, rerumputan di sekitar titik berjualan pedagang Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) juga kerap telat dipotong.Ddikhawatirkan jadi lokasi bersembunyi hewan-hewan berbahaya. “Saya tau sendiri saat menonton konser Gilga beberapa waktu lalu takut kalau tiba-tiba nginjak ular, karena rumputnya panjang,” tandasnya.
Kurang terawatnya RTH Maron, rupanya juga dipantau oleh salah satu aktivis yang getol menyoal legalitas pengelolaan RTH Maron, Sugiarto. Menurutnya, itu menujukkan pengelola RTH Maron hanya mementingkan untung tanpa mau melakukan maintenance. “Ini karena pengelola yang kurang bertanggungjawab dalam perjanjian tentang maintenance dan penggantian kerusakan,” katanya.
Sugiarto menyinggung area mana saja yang masuk kontrak dan bisa dikomersilkan di RTH Maron. Pasalnya, lokasi yang dalam sertifikatnya berbunyi keperuntukannya untuk sarana olahraga itu, kerap disewa untuk keperluan lain. “Jelas kalau lapangan sepak bola sudah jadi pasar malam dan bursa mobil sampai berminggu-minggu, terlihat (kalau) pengelola hanya fokus dapat untung sebesar-besarnya saja, tanpa berfikir kerusakan dan sisi manfaat bagi masyarakat,” ucapnya.
Camat Genteng, Satrio menyatakan secepatnya akan memerintah pengelola RTH guna melakukan pembersihan lokasi tersebut. “Pengelola akan saya minta bersih-bersih dan sosialisasi agar pengunjung bisa lebih sadar kebersihan,” katanya.(sas/abi)
Konten berikut adalah iklan platform Geozo, media kami tidak terkait dengan materi konten ini.