Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Santri Putri Kabur dari Pesantren

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

SINGOJURUH, Jawa Pos Radar Genteng – Seorang santri perempuan dari Pondok Pesantren Darul Anwar, Dusun Krajan, Desa Padang, Kecamatan Singojuruh, ditemukan warga di Pos Kampling Dusun Wijenan Kidul, Desa Singolatren, Kecamatan Singojuruh, pada Minggu (26/3).

Santri berinisial FT yang masih berumur 14 tahun itu, mengaku sengaja kabur dari pesantren karena takut menjadi korban perundungan teman-temannya. “FT itu ditemukan warga menangis sendirian di Pos Kampling,” cetus Kepala Desa (Kades) Singolatren, Kecamatan Singojuruh. Apandi.

Apandi mengaku mendapat laporan ada bocah yang menangis sendirian itu dari salah satu warganya, M Ali, 40, sekitar pukul 14.00. “Saat ditemukan FT seperti ketakutan, tubuhnya menggigil, dan tidak bisa diajak berkomunikasi,” ungkapnya pada Jawa Pos Radar Genteng.

Karena tidak bisa dimintai keterangan, Kades Apandi mengirimkan pesan berantai dengan harapan mendapatkan informasi soal keluarga bocah itu dan tempat tinggalnya. “Saya kirim ke grup-grup WA (WhatsApp), siapa tahu ada yang mengenali,” ujarnya.

Setelah menyebar pesan melalui WA itu, jelas dia, akhirnya ada yang mengenali bocah itu. Orang yang mengenal itu menyebut anak yang ditemukan itu berinisial FT asal Desa Benelan Kidul, Kecamatan Singojuruh. “Orang itu menyebut FT santri di Pondok Pesantren Darul Anwar,” imbuhnya.

Mendapat informasi itu, Kades Apandi koordinasi dengan Kades Benelan Kidul, Habib Ali Mustofa dan minta tolong untuk menghubungi keluarganya jika FT kabur dari pesantren. “Saya juga koordinasi dengan pengurus pesantren Kiai Habib Toha, saya Tanya FT itu apa santrinya dan kenapa sampai pergi dan ketakutan dan tidak mau kembali ke pesantren,” jelasnya.

FT yang mulanya tidak mau berbicara. Pada warga yang mengerubuti, FT mengaku menjadi korban perundungan oleh seniornya di pesantren. “Ada seniornya yang menuduh FT mencuri charger ponsel, padahal hanya dipinjam,” katanya.

Karena tidak kuat dengan perundungan tersebut, FT akhirnya memilih kabur dari pesantren. Anak ini bingung mau kemana karena kedua orang tuanya sudah meninggal. “FT ini anak yatim piatu, bingung mau cerita perundungan pada siapa, akhirnya mentalnya terganggu dan kabur,” ungkapnya.

Sekitar dua jam setelah ditemukan, kerabat anak malang itu bersama pengasuh pondok pesantren datang untuk menjemput. “Sebelum FT dibawa pergi, saya ke pesantrennya untuk menyelesaikan masalah dengan seniornya,” katanya.

Pengasuh Pondok Pesantren Darul Anwar, Kiai Habib Toha menyatakan anak asuhnya itu hanya mencari ketenangan di luar pondok. “Karena ada masalah, jadi keluar pondok, hanya sekitar sepuluh menit saja,” sebutnya.

Kiai Toha mengatakan sudah memberitahu ke FT untuk menceritakan jika ada masalah. Tapi, santrinya itu tidak mau terbuka. “FT katanya takut mengadu, takut dituduh wadulan oleh teman-temannya,” pungkasnya.(gas/abi)

source

Kata kunci yang digunakan :