Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Satpol Air Sidak Tugboat dan Kapal Andon

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

MUNCAR – Satuan Polisi Air (Satpolair) Banyuwangi melakukan patroli laut di perairan Muncar. Dalam kegiatan itu, mendatangi kapal tugboat batu bara yang  sedang berlindung di Teluk Sembulungan, dan kapal nelayan andon asal Pekalongan, Jawa Tengah  kemarin (15/2).

Patroli yang dipimpin langsung Kasat Pol Air Polres Banyuwangi, AKP Subandi, bersenjata lengkap dengan berangkat dari Ketapang  menggunakan kapal patroli. Setiba di perairan Muncar, mereka langsung melakukan pemeriksaan  pada kapal-kapal tugboat dan tongkang yang bermuatan batu bara.

“Semua dokumen kapal tugboat aman, dan mereka berlindung dari cuaca buruk di Teluk Sembulungan,” ungkap AKP Subandi. Usai memeriksa kapal tugboat, patroli dilanjutkan dengan memeriksa kapal nelayan andon asal Pekalongan, Jawa Tengah.

Pemeriksaan itu dilakukan karena ada laporan nelayan dari luar daerah itu melakukan penangkapan ikan  di wilayah Teluk Sembulungan, Muncar dan Selat Bali. “Kita periksa ternyata tidak betul, tidak kami temukan ikan yang disimpan pada  kapal tersebut,” katanya.

Tidak sekedar memeriksa berkas dokumen kapal, selama berada di atas kapal andon itu juga dilakukan penyuluhan tentang alat keselamatan berlayar kepada nelayan. Dia juga meminta agar  nakhoda atau kapten kapal selalu berkoordinasi dan komunikasi dengan petugas pelabuhan dan  Satpol Air terdekat.

Hasil patroli laut itu,terang dia,  pihaknya menemukan Surat Persetujuan Berlayar ( SPB) kapal Sumber Rahmat milik nelayan Muncar yang diterbitkan Syahban dar Muncar yang tidak sesuai dengan nama nakhoda. “Nama nakhoda pada  SPB tidak sesuai dengan yang mengoperasikan kapal,” katanya.

Hasil temuan itu akan dikoordinasikan dengan pihak Syahbandar Wilayah Kerja Muncar. Tidak hanya itu, saat cuaca buruk  dengan ombak tinggi, para nelayan  mengesampingkan keselamatan kerja, seperti tidak ada alat komunikasi dan tidak mengenakan jaket  pelampung.

Selain itu, minimnya alat keselamatan berlayar. Menurut Subandi, penyuluhan itu dianggap sangat penting untuk mengantisipasi terjadinya kecelakaan laut saat nelayan berlayar. Apalagi, sepekan lalu juga terjadi kecelakaan laut yang menimpa nelayan asal Muncar yang sedang berlayar di perairan Pandean, Desa Wonorejo,  Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo.

“Jika alat keselamatan kerja terpenuhi, maka jika terjadi kecelakaan di laut, jumlah korban bisa diminimalisir,” terangnya. (radar)