Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Sehari Layani 10 Pelanggan, Tepis Isu Miring soal Spa

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

USIANYA memang sudah di atas kepala lima. Tapi, soal gaya, Any Indrajani tidak bisa dianggap sebelah mata. Meski berprofesi sebagai pengacara, dia tidak seperti pada pengacara pada umumnya. Itu karena dia selalu tampil modis dimana pun berada. Wajah menarik masih melekat dalam diri Any Indrajani.

Kulitnya terlihat  bersih dan nyaris tak berkerut. Lulusan Universitas Negeri Jember (Unej)  tahun 1985 silam itu masih tetap gesit  dalam menjalankan aktivitas. Saat ditemui Jawa Pos Radar  Banyuwangi, dia tengah mengenakan singlet warna merah muda dipadu rok warna-warni.

Dia langsung mempersilakan JP-RaBa masuk ke kediamannya, Perumahan Gardenia, Kelurahan Sobo, Kecamatan Banyuwangi.  Selain dia, ada dua wanita muda  yang tengah berada di dalam rumah tersebut. Belakangan diketahui kedua  wanita itu membantu Any Indrijani di luar persoalan hukum.

Sebab, ternyata kedua wanita muda itu adalah karyawan Any Indrijani selama berada di rumah. Ya, selain berprofesi sebagai advokat, Any Indrijani punya kesibukan lain. Dia membuka  salon dan SPA di kediamannya  itu. Dia memang memiliki hobi tampil modis.

Jika penampilan  menarik, maka kesan yang ditimbulkan membawa dampak positif. Karena hobi itulah, dia memilih membuka gerai salon dan spa di kediamannya. Kebetulan saat itu ada seorang  pelanggan yang datang untuk perawatan. Kebetulan pelanggan  yang datang itu adalah seorang pria parobaya.

Ternyata pria tersebut memilih perawatan wajah alias facial. Any Indrijani sigap melayani pria berkulit legam itu. Di salah satu ruang khusus perawatan, Any Indrijani memoles wajah pria tersebut penuh hati-hati. Sesekali satu di antara dua karyawan lain menyiapkan segala   sesuatu untuk proses facial tersebut.

Sejam berselang, pelanggan tersebut keluar dari ruang khusus perawatan tersebut dengan raut wajah penuh kepuasan. Usai  bercengkerama sebentar dan membayar duit sesuai tarif,   pelanggan tersebut keluar dari  kediaman Any Indrijani.

‘’Seminggu lagi saya datang lagi, terima kasih,” janjinya.  Any Indrijani pun tampak sangat bahagia dan puas setelah sukses melayani pelanggan dengan  prima. Sebagai juru salon, dia tetap menjalani profesinya itu dengan profesional. ‘’Pelanggan memang nomor satu,” ujarnya.

Dia mengerutkan kening wajah  ketika ada stigma buruk mengenai salon dan spa. Dia langsung menepis preseden negatif seputar  salon dan spa. ‘’Jangan anggap salon dan spa itu tabu,” cetusnya. Dia memang perlu meluruskan terkait pelayanan salon dan spa. Dia sudah berkomitmen tidak  main-main tentang pelayanan  kepada pelanggan. Tidak ada  pelayanan pijat plus-plus.

‘’Kita  bekerja dengan profesional.  Sudah kita doktrin anak-anak  yang bekerja di sini,” tegasnya.  Kalau diketahui ada karyawannya nakal atau menyalahi aturan, Any Indrajani langsung memecat saat itu juga. Tidak ada toleransi bagi karyawan untuk berbuat neko-neko ketika melayani  pelanggan.

“Memang pelanggan  kita semua golongan, pria dan wanita,’’ tandasnya. Selama ini, terang dia, tidak  ada yang komplain mengenai  pelayanan di salon dan spa New Nias itu. Pelayanan pijat memang dilakukan selama beberapa jam  dan pelayannya adalah wanita.

‘’Rata-rata ada 10 pelanggan yang datang ke sini dengan aneka  kebutuhan berbeda, mulai spa  sampai sauna,” bebernya. Dia mengaku membuka gerai salon dan spa karena hobi. Dengan hobi itu, Any akhirnya  bisa memberikan banyak manfaat. Selain bermanfaat bagi orang  banyak, dia juga ikut membantu  meningkatkan ekonomi warga.

“Kalau ditotal ada 22 karyawan,” tandasnya. Sebetulnya, salon milik Any Indrijani itu bukan hanya ada di Banyuwangi, tapi juga ada di beberapa daerah lain, seperti  Jember dan ada tiga titik di Pulau  Dewata. ‘’Semua bekerja dengan profesional. Jadi, intinya salon dan spa itu jangan dianggap   miring,” tukas lawyer berambut pendek itu. (radar)