Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Budaya  

Sekolah Mencetak Penari

Sulihtiyono
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Sulihtiyono
Sulihtiyono

Ekstra Kurikuler Wajib Ajarkan Tari Gandrung

PELAJAR adalah motor penggerak perkembangan seni tari di Kabupaten Banyuwangi. Tentunya, tidak berlebihan bila dikatakan begitu. Sebab, kelestarian tari-tarian tradisional bisa terjaga dengan baik, karena terus diminati dan dipelajari kalangan pelajar. Nah, Sahabat Koper (Koran Pelajar) tentu ikut bangga ketika menyaksikan ribuan pelajar sanggup menyukseskan even besar Gandrung Sewu di Pantai Boom, pada 17 November 2012 lalu.

Penari yang didominasi siswa mulai tingkat SD, SMP, hingga SMA/sederajat, itu mampu mengguncang dunia seni tari nasional. Bahkan mungkin menggetarkan dunia. Sungguh membanggakan! Bagaimana kalangan pelajar mampu berperan besar dalam Gandrung Sewu? Kepala Dinas Pendidikan Banyuwangi Sulihtiyono mengungkapkan bahwa selama ini dilaksanakan program sekolah sebagai pusat budaya.

Dengan program tersebut, kata dia, masing-masing sekolah menyelenggarakan ekstra kurikuler seni tari. “Siswa diajari taritarian daerah, tetapi yang wajib diajarkan adalah tari gandrung,” terangnya saat dihubungi koran ini, kemarin sore. Sekolah yang memiliki guru tari, lanjut Sulihtiyono, akan dilatih oleh gurunya sendiri. Namun, sekolah yang tidak memiliki guru tari bisa mengundang pelatih dari sanggar-sanggar tari yang ada. “Jadi masing-masing sekolah punya kader dan stok penari,” jelasnya.

Berapa banyak sanggar tari sekolah di Banyuwangi? Sulihtiyono merinci, jumlah sanggar tari mencapai ribuan sesuai jumlah sekolah di Kabupaten Banyuwangi. Untuk tingkat SD saja, sebut dia, mencapai 726 sekolah. Di tingkat atas, ada 72 SMP, 17 SMA, dan delapan SMK. “Itu baru sekolah negeri, padahal sekolah swasta lebih banyak dari negeri. Jangankan seribu penari gandrung, kita mengerahkan 10 ribu saja sanggup,” tegasnya.(radar)