Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Selalu Baca Doa Khusus Warisan Leluhur

TRADISI: Napsiah memijat balita di Kelurahan Sumberejo, Banyuwangi
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
TRADISI: Napsiah memijat balita di Kelurahan Sumberejo, Banyuwangi

Nama Napsiah, 65, warga Lingkungan Jalio, Kelurahan, Sumberejo, Kecamatan Banyuwangi pernah jadi tukang pijat langganan tentara dan polisi. Kini, dia populer sebagai tukang pijit spesialis balita yang kesambet (kerasukan jin).

SIGIT HARIYADI, Banyuwangi

SIANG itu, seorang perempuan tua duduk selonjor di lantai rumah di salah satu gang di Lingkungan Jalio, Kelurahan Sumberejo. Di atas paha perempuan bernama Napsiah itu, tampak seorang bocah sedang merebahkan badan dengan posisi tengkurap. Jari-jari tangan Napsiah terus bergerilya mengurut sekujur tubuh bocah berusia dua tahun tersebut.

Aktivitas Napsiah memijat balita seperti itu nyaris berlangsung setiap hari. Biasanya, pelanggan memakai jasa Napsiah untuk memijat balita kesayangannya sebulan sekali. Itu dilakukan sebagai langkah antisipasi, agar tidak ada otot si bocah yang terkilir karena salah posisi saat digendong, dan sebab lainnya.

Pekerjaan memijat bayi sudah dilakoni perempuan yang karib disapa Mbah Meng ini sejak puluhan tahun lalu. Selama ini, dia mengaku tidak pernah kursus memijat atau mempelajari anatomi tubuh manusia. Padahal, pekerjaan memijat orang membutuhkan keahlian dan pengetahuan tentang tubuh manusia.

“Saya tidak pernah belajar memijat pada siapa pun. Kemampuan saya ini datang karena faktor turunan. Nenek saya adalah dukun beranak sekaligus ahli memijat bayi dan balita,” ujar perempuan yang sudah empat kali menikah itu. Oleh beberapa pelanggan, Napsiah juga dikenal memiliki kemampuan menyembuhkan balita yang kerasukan jin.

Karena itu, setiap kali buah hatinya rewel, para pelanggan selalu membawanya berobat kepada Napsiah. Dia juga tidak menampik kalau dirinya memiliki kemampuan “mengusir” roh halus yang menghinggapi tubuh balita. “Untuk menyembuhkan anak yang kesambet ya harus dibacakan doa-doa,” ujar ibu sembilan anak tersebut. Perempuan yang rambutnya masih belum banyak beruban itu menjelaskan, ciri-ciri bocah yang kesambet biasanya rewel, suhu tubuhnya panas, kakinya dingin, dan matanya selalu terpejam.

“Jika mengalami gejala-gejala seperti  itu, hampir dapat dipastikan bocah tersebut kesambet,” jelasnya. Sementara itu, kegiatan memijat bayi baru dilakoni Napsiah saat tenaganya sudah tidak mampu diforsir karena dimakan usia. Di masa mudanya dulu, dia sering melayani jasa memijat tubuh pria dan perempuan dewasa. Bahkan, tidak jarang dia diundang ke mess tentara atau polisi, untuk memijat tubuh personel yang kurang fit.

Dijelaskannya, memijat tubuh orang dewasa memerlukan energi yang besar. Karena itu saat usianya sudah menua, dan tenaganya sudah menurun, Napsiah memilih menjadi spesialis pijat bayi. “Saya hanya

melayani bayi atau balita yang datang ke rumah saya. Sebab, kalau saya yang dijemput untuk memijat di rumah pelanggan, saya takut masuk angin,” ujarnya polos. Napsiah menambahkan, ada perbedaan antara memijat tubuh bayi dan orang dewasa. Orang dewasa tentu tahu lokasi ototnya yang sakit.

Orang dewasa juga bisa berkata kepada si tukang pijat, bagian mana saja yang sakit dan butuh perlakuan khusus. Sebaliknya, bayi tidak bisa memberi tahu si pemijat bagian otot mana yang sakit atau keseleo. “Saat memijat, tangan saya bisa tahu dengan sendirinya bagian tubuh bayi yang sakit,” pungkas perempuan yang mengaku pernah dua kali dimadu itu. (radar)

Kata kunci yang digunakan :