Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Sembunyikan Identitas, Lebih Suka Disapa Bunda Kucing

Bunda memberi makan kucing liar di Taman Sritanjung Banyuwangi.
Bunda memberi makan kucing liar di Taman Sritanjung Banyuwangi.

Banyak warga yang menyayangi binatang. Namun, hanya segelintir saja warga yang menyayangi dan sepenuh hati memberi makan kucing liar alias kucing jalanan.

KRIDA HERBAYU, Banyuwangi

PEREMPUAN itu kini berumur 57 tahun. Dia sudah punya pekerjaan tetap. Dia dikenal mengabdi di bidang pendidikan. Namun, dia mengaku keberatan bila identitasnya dikorankan.

Sebut saja, warga sebuah gang di kawasan Jalann Bengawan Banyuwangi itu dengan nama samaran Bunda Kucing. Setelah melakukan kewajibannya melaksanakan salat Subuh di Masjid Agung Baiturahman, Bunda rutin memberi makan kucing di sekitar kawasan itu. ”Jika memuliakan, kita-pasti akan dimuliakan,” ujar ibu dua anak tersebut.

Bunda mengaku, sangat mencintai hewan terutama kucing. Dia rela membeli 4 kilogram (kg) ikan setiap hari. Setiap hari pula, dia membeli 2 kg konsentrat pakan kucing. Semua itu dibagikan untuk kucing di pinggir jalan.

Aksi memberi makan kucing liar di tepi jalan itu selalu dilakukan seorang diri. Semua itu dilakukan tanpa mengharapkan imbalan. Dia juga tidak mengharap pujian dari orang lain. Selain memberi makan kucing, Bunda juga mengobati kucing kampung yang terluka.

Biasanya, sekitar 70 ekor kucing berbaris di pinggir trotoar. Puluhan ekor kucing itu biasanya menunggu Bunda datang membawa pakan. Dia mengaku ikhlas memberi makanan untuk puluhan ekor kucing kampung itu. Jika ada salah satu kucing jalan yang sakit, dia juga membawa kucing tersebut ke dokter hewan.

Hasil pantauan wartawan Jawa Pos Radar Banyuwangi, Bunda tidak hanya memberi makan kucing. Kaum duafa dan tukang becak sering diberi sedikit rezeki. “Hati saya terketuk untuk menolong sesama dan saya sangat miris melihat para kaum duafa di pinggir jalan itu,” ujarnya.

Kaum duafa juga tidak tahu jati diri sebenarnya Bunda. Mereka selalu melihat perempuan itu memberi makan kucing setiap hari. Karena itu, warga sekitar juga menjulukinya sebagai Bunda Kucing.

Saat berkeliling memheri makan kucing, Bunda selalu mengenakan pakaian sederhana. Biasanya, dia mengendarai motor dan mengenakan helm. ”Saat ditemui di tempat kerjanya, dia mengaku rutinitas memberi makan kucing itu tidak bisa berlangsung mulus.

Tidak banyak orang yang mendukung aksinya. Diakuinya, banyak orang yang mencibir saat dirinya memberi makan kucing jalanan tersebut. “Pernah juga saya diusir dan diminta menjauh dari rumah warga, karena saya memberi makan para kucing di pinggir jalan dekat rumah warga itu,” ujarnya.

Bunda mengaku tidak mengharapkan imbalan apa pun dari rutinitasnya memberi makan kucing jalanan. Dia juga sering mengalami hal yang aneh saat memberi makan kucing. Suatu ketika, saat memberi makan kucing, dia pernah mendengar suara.  Namun anehnya, ternyata tidak ada orang satu pun di dekamya saat itu.

“Saya mendengar suara, sungguh mulia hatimu. Padahal tidak ada orang di sekitar saya,” ungkapnya.

Suatu ketika, anak pertamanya kehilangan telepon seluler seharga Rp 7 juta. Akan tetapi, dengan penuh keikhlasan orang yang menemukan mengembalikan ponsel itu tanpa imbalan sepeserpun. “Saya selalu ingat jika satu amal yang kita berikan kepada orang lain, maka akan dibalas oleh Allah dengan seribu kebaikan,” ujarnya.

Sementara itu, tangan perempuan itu tampak beberapa bekas luka gigitan dan cakaran kucing. Meskipun sering dilukai kucing, dia mengaku akan terus melakukan rutinitasnya memberi makan kucing jalanan.

“Saya hanya memikirkan bagaimana kucing jalanan itu agar tetap hidup,” tandasnya. Dia juga kerap menyampaikan kepada anak kecil, tentang bagaimana cara mencntai lingkungan serta makhluk hidup di bumi. Semua itu dilakukan agar tercipta keselarasan serta kesinambungan antar sesama makhluk ciptaan tuhan.

Sementara itu beberapa bulan lalu, Jawa Pos Radar Banyuwangi juga pernah bertemu perempuan warga Kelurahan Temenggungan penyayang kucing jalanan. Nah, perempuan benama Emi Ratnasih juga aktif memberi makan kucing.

Namun, bila Bunda beroperasi di sekitar Taman Sritanjung pagi hari. Emi biasanya, justru beroperasi disekitar kawasan Pantai Boom Banyuwangi. Emi dikenal beraksi memberi makan kucing dengan menggunakan sepeda pancal.

Dia selalu membawa persediaan makanan dan minum untuk ratusan kucing liar. Saat Emi datang dengan sepeda pancalnya, kucing-kucing itu mendekat. Dengan cekatan, Emi pun langsung turun dari sepeda pancalnya. Sejurus kemudian dia menyiapkan makanan untuk kucing-kucing yang sudah kelaparan.

Saat itu, dia menyediakan menu nasi yang dicampur dengan tulang daging ayam. Menu istimewa tersebut dibeli dari kantong pribadinya. Tidak hanya makanan, kucing-kucing liar dengan segala macam ukuran dan usia itu juga dikasih makan snack khusus kucing.

Setelah makan selesai, kucing kucing itu mendapatkan air minum lengkap dengan wadah plastik. Setelah kenyang, kucing ini pun dengan santainya membubarkan diri dari gerombolan yang awalnya berada di sekitar sepeda Emi.

“Sayang sekali saya sama kucing, ini binatang kesayangan Nabi Muhammad. Meski kucing liar tapi dia juga ciptaan Allah SWT. Kadang, kucing yang luka juga saya beri obat,” ujarnya. (radar)