Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Sempat Diragukan karena Berubah Drastis

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

sempatBANYUWANGI – Piala Adipura yang berhasil diraih Banyuwangi untuk kategori kabupaten/kota sedang, bukan yang pertama kali diperoleh. Pada era pemerintahan Orde Baru, Banyuwangi langganan meraih piala simbol kebersihan kota tersebut. Penghargaan tertinggi bidang lingkungan dan kebersihan pada tahun 2013 ini, terasa cukup istimewa. Piala Adipura 2013 menjadi istimewa karena membutuhkan perjuangan dan kerja keras semua elemen masyarakat.

Pada era Bupati Poernomo Sidik, Banyuwangi men jadi langganan memperoleh piala Adipura. Pada era itu, Banyuwangi sempat mendapat piala Adipura Kencana dari Presiden SoehartoTerakhir pada era Bupati Poernomo pada tahun 1996 lalu,” ungkap Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Banyuwangi, Arief Setiawan. Sedangkan pada era Bupati Samsul Hadi, piala adipura mulai tidak mampir lagi di Banyuwangi.

Meski begitu, namun pada era Bupati Samsul tidak sampai mendapatkan predikat sebagai kota paling kotor. Sama seperti pada era Bupati Samsul Hadi, pada era Bupati Ratna Ani Lestari juga tidak berhasil meraih piala Adipura. Sebaliknya akhir pemerintahannya, Bupati Ratna meninggalkan Banyuwangi dengan predikat sebagai kota paling kota di Jawa Timur. Pada era Bupati Ratna pula, DKP dilikuidasi dan dilebur menjadi satu dengan Dinas Pekerjaan Umum.

Para akhir pemerintahannya, soal kebersihan kota sempat menjadi problem besar karena tidak memiliki tempat pembuangan sampah akhir (TPSA). Lokasi TPSA di Keluruhan Bulusan, Kecamatan Kalipuro, sempat diblokir warga sekitar. Akibatnya, truk-truk sampah tidak bisa masuk dan akhirnya sampah menumpuk dan berserakan di mana-mana hingga mengantarkan Banyuwangi sebagai kota paling kotor di Jatim.

Baru pada era Bupati Abdullah Azwar Anas, Banyuwangi kembali berhasil meraih piala Adipura. Sebelum meraih piala Adipura, pada tahun 2012 lalu, telah mendapatkan sertifi kat Adipura sebagai kota bersih. Tim penilai tim Adipura Kementerian LH sempat ragu dengan hasil kerja tim penilai yang dibentuk. Keraguan itu dipicu hasil perolehan nilai yang di dapatkan Banyuwangi yang luar biasa tinggi. Hasil penilaian tim berubah drastis dari dua tahun sebelumnya.

Untuk membuktikan akurasi nilai dari tim itu, Kementerian LH sampai-sampai menurunkan tim untuk meng-cross check ulang hasil penilaian yang dilakukan tim. Dari cross check ulang itu, Kementerian LH baru percaya dengan hasil kerja tim penilaian. “Penilaian Adipura dua kali dinilai. Tim bentukan Kementerian LH dan Tim Kementerian LH langsung turun ke Banyuwangi,” ujar Arief. (radar)