Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Sentra Wisata Kuliner Gang Jajang Penatu, Kamela

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

senntraRATUSAN orang menyemut di aula Pendapa Sabha Swagata Blambangan siang itu (20/6). Maklum, kala itu Bupati Abdullah Azwar Anas tengah menggelar open house di rumah dinas orang nomor satu di lingkungan Pemkab Banyuwangi tersebut. Bukan sekadar bertatap muka langsung dengan rakyat, agenda siang itu juga dialog bertema “Rakyat Bertanya Bupati Menjawab”. Tak pelak, sejumlah hadirin memanfaatkan pertemuan langsung dengan bupati itu untuk menyalurkan aspirasi.

Beberapa orang di antaranya mengeluhkan kerusakan jalan dan fasilitas umum lain. Mereka berharap pemerintah segera turun tangan memperbaiki jalan dan fasilitas umum di sekitar tempat tinggalnya. Namun, di antara sekian banyak aspirasi yang disuarakan di hadapan Bupati Anas dan sejumlah pejabat pemkab lain, ada satu pernyataan yang paling menarik perhatian.Pernyataan itu dilontarkan Subari Sofyan, penggiat seni asal Kelurahan Kampung Melayu, Kecamatan Banyuwangi.  

Di hadapan bupati, awalnya Subari mengungkapkan jalan di Kelurahan Kampung Melayu sudah rusak selama 20 tahun lebih. Selama itu perbaikan hanya dilakukan secara tambal sulam. Akibatnya, selang beberapa hari setelah ditambal, jalan tersebut kembali rusak. Namun, Subari tidak hanya berkeluh-kesah. Sejurus kemudian, dia mengatakan bahwa masyarakat sekitar tempat tinggalnya sudah bertekad melakukan pavingisasi jalan di Lingkungan Jajang Penatu itu. “Kami akan segera melakukan pavingisasi jalan dengan dana swadaya,” ujarnya kala itu.

Mendengar pernyataan Subari, Bupati Anas menyampaikan apresiasinya. Dikatakan, sebenarnya tahun ini Pemkab Banyuwangi telah menganggarkan dana untuk perbaikan jalan di Kampung Melayu. “Pemkab sudah menganggarkan perbaikan jalan di Kampung Melayu. Tetapi, jika masyarakat sudah melakukan pavingisasi secara swadaya, itu patut diapresiasi,” kata Bupati Anas. Menurut Anas, dengan dipaving, penyerapan air menjadi semakin baik. Bahkan, di mancanegara, penggunaan paving untuk jalan tengah tren. 

“Di perumahan-perumahan elite kota-kota besar tanah air juga demikian, paving lebih diminati dibandingkan aspal,” kata Bupati Anas. Nah, belakangan terungkap bahwa pernyataan Subari kala itu bukanlah isapan jempol belaka. Saat wartawan Jawa Pos Radar Banyuwangi mendatangi Lingkungan Jajang Penatu Minggu malam (29/6), terlihat ada papan bertulisan “jalan dialihkan” melintang di tengah  Jalan Banterang Baru. Tak jauh dari papan tersebut, tampak paving sudah terpasang di badan jalan di tengah perkampungan warga tersebut.

Ya, mendapati kenyataan jalan di sekitar tempat tinggalnya rusak parah, warga Lingkungan Jajang Penatu melakukan rembug. Hasilnya, mereka sepakat melakukan pavingisasi jalan secara swadaya. Itu dilakukan dengan harapan jalan tersebut menjadi lebih layak dan penyerapan air lebih optimal sehingga meminimalkan potensi banjir. Subari mengatakan, hasil swadaya masyarakat akan digunakan untuk pavingisasi Jalan Banterang Baru sepanjang sekitar 300 meter. 

“Ini bukan bentuk kekecewaan masyarakat kepada pemerintah, tapi karena masyarakat ingin lingkungannya lebih elok dan terkesan elite seperti perumahan-perumahan papan atas,” cetus Subari. Bukan itu saja, warga Kampung Melayu kini juga tengah bersiap menyongsong dua even besar yang dihelat di Bumi Blambangan, yakni Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jatim dan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) se-Jatim. Dua even akbar tingkat provinsi tersebut akan berlangsung di Banyuwangi tahun depan.

“Kami bertekad menjadikan kampung kami sebagai kampung percontohan,” kata Subari. Guna mewujudkan Kampung Melayu sebagai kampung percontohan, imbuh Subari, masyarakat akan membangun sebanyak empat gapura, bangunan sentra pedagang kuliner, sentra batik, hingga koperasi. “Setelah pavingisasi jalan sepanjang sekitar 300 meter dan pengerjaan bangunan koperasi selesai, kami akan membangun sentra batik dan sentra kuliner. 

Dengan demikian, ada nilai tambah bagi masyarakat,” kata dia.  Menurut Subari, selain dipersiapkan sebagai sentra wisata kuliner, Kampung Melayu juga dipersiapkan menjadi sentra wisata bernuansa agamis. Maklum, di kampung tersebut ada empat kesenian samroh dan tiga kelompok patrol. “Mereka akan tampil secara bergiliran setiap malam Minggu di sekitar gapura, masuk kawasan Kelurahan Kampung Melayu,” paparnya.

Belum berhenti di situ, masyarakat Lingkungan Jajang Penatu juga tengah mempersiapkan sound system berukuran kecil. Sound system tersebut akan dipasang secara paralel di sepanjang Jalan Banterang Baru. “Sound system tersebut akan mengumandangkan lantunan ayat-ayat suci Alquran. Di waktu-waktu tertentu diperdengarkan gending-gending Banyuwangian,” pungkasnya. (radar)