Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Siap Kerja Part Time untuk Biaya Hidup

MONCER: Edwin Wijaya di SMAK Hikmah Mandala Banyuwangi.
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
MONCER: Edwin Wijaya di SMAK Hikmah Mandala Banyuwangi.

Edwin Wijaya beruntung bisa mendapat beasiswa kuliah ke Amerika Serikat. Setelah lulus dari SMAK Hikmah Mandala, pemuda yang tinggal di Jalan Ikan Kerapu 30, Banyuwangi, itu siap melanjutkan kuliah di Hesston College, Kansas. -NIKLAAS ANDRIES, Banyuwangi-

MELANJUTKAN studi ke luar negeri sebetulnya tidak pernah diimpikan Edwin. Anak kedua dari tiga bersaudara ini bahkan sama sekali tidak memiliki keinginan dan hasrat melanjutkan pendidikan ke negeri orang. Namun, hal itu kini justru harus dia jalani.

Alumnus SMAK Hikmah Mandala tahun 2012 itu mendapat kesempatan mengenyam pendidikan di luar negeri. Penghobi olahraga bola basket itu mendapat kesempatan langsung belajar ke AS. Pemuda kelahiran 20 Februari 1993 itu akan kuliah di Hesston College, Kansas. Edwin menyebut, keinginan terbesar setelah rampung dari bangku SMA adalah berlabuh ke Bali.

Di Pulau Dewata dia sudah membangun mimpi bersekolah di sekolah yang berkaitan dengan pariwisata dan kapal pesiar. Baginya, jurusan pariwisata memberikan tantangan menarik. “Di sanalah mimpi saya sebenarnya, yaitu belajar sambil holiday dan traveling,” katanya. Namun, impian itu kini harus disimpan baik-baik.

Sebab, dia justru kuliah di luar negeri. Bukan traveling di dalam negeri yang akan dia jalani, dia justru akan traveling di luar negeri. Adalah email yang di peroleh dari rekan mamanya yang mengubah pandangan atas studinya. Surat elektronik itu berisi bahwa dirinya menerima beasiswa dari Hesston College.

Dua jurusan siap menjadi pilihan Edwin. Pertama adalah health and service, sedangkan jurusan kedua adalah natural science. Namun, dia memantapkan diri untuk memilih jurusan kedua. Tidak ada alasan khusus terkait pilihannya tersebut. jurusan yang dia pilih memang dekat dengan mata pelajaran Fisika dan Biologi.

Saat sekolah di SMA, dia jurusan ilmu pengetahuan sosial (IPS). Oleh karena itu, dia sadar ada yang perlu diperdalam agar eksis di jurusan yang dia pilih tersebut. “Saya hanya perlu memperdalam ilmu biologi,” cetusnya. Selain memperdalam ilmu biologi, Edwin juga bergegas memperdalam bahasa Inggris sebagai alat komunikasi.

Kini, dia menjalani kursus bahasa Inggris di Kota Kediri. Apalagi syarat yang harus dipenuhi? Edwin harus lulus ujian TOEFL dengan skor 450. “Saya terus les bahasa Inggris, terutama untuk percakapan,” ujarnya. Selain belajar bahasa asing, Edwin juga mulai membiasakan diri belajar budaya Amerika.

Pun mempelajari menu makanan di sana. Sebab, makanan di sana dipastikan berlainan dengan Indonesia. Dia pun mulai atur siasat, yaitu belajar menyukai makanan Jepang dan Korea. Sebab, di sana cukup banyak restoran kedua negara tersebut. Paling tidak jika masih sesama Asia, menu utamanya adalah nasi.

Kini, masakan kedua negara Asia itu mulai dibiasakan singgah di perutnya. Lantaran iklim dan cuaca di sana berbeda, Edwin pun harus bersiap menghadapi dua musim tambahan di Amerika Serikat nanti. Di Amerika Serikat, Edwin membutuhkan dana kuliah yang tidak sedikit. Dalam setahun, dia diharuskan menyediakan dana kuliah sebesar USD 23.000.

Beruntung dia akan mendapat bantuan biaya pendidikan (beasiswa) sebesar USD 16.000 per tahun. Kekurangannya, Edwin bisa mendapatkannya dengan cara kerja part time. Sebab, perguruan tinggi di sana sudah mempersiapkan job sampingan bagi para mahasiswa. Jadi, dia harus siap kerja keras sembari kuliah.

Menjadi tutor, pemisah surat, hingga menjadi petugas kebersihan, bisa menjadi pilihan Edwin untuk mendapat pundi-pundi uang. “Kalau saya siap saja kerja sambilan. Itu malah menantang,” katanya. Hanya saja, sampai saat ini Edwin masih merahasiakan rencana studinya ke Negeri Paman Sam itu. Di sekolahnya, baru segelintir orang yang mengetahui terkait rencana studinya tersebut.

Dia belum mau buka suara karena persyaratan yang harus dipenuhi belum rampung, termasuk visa. Keberhasilan Edwin menembus bangku perkuliahan di Amerika Serikat menjadi catatan tersendiri bagi SMAK Hikmah Mandala. Empat tahun lalu sekolah tersebut juga mampu mengantarkan seorang siswa ke luar negeri. “Empat tahun lalu siswa kami bisa kuliah sampai ke China,” beber Kepala SMAK Hikmah Mandala, Romo Catur T Wibawa Pr. (radar)