Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Siti Asiyah Mengaku Alami Kekerasan di Malaysia

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Siti Asiyah bersama suaminya, Sugiyono.

TKI yang Sebelumnya Dinyatakan Hilang oleh Keluarganya

SILIRAGUNG-Siti Asiyah, 40, warga RT 3, RW 5, Dusun Senepo Lor, Desa Barurejo, Kecamatan  Siliragung yang sempat lima tahun dinyatakan hilang oleh keluarga, dan akhirnya ditemukan di Malaysia, akhirnya tiba di rumahnya, Minggu malam (30/5).

Asiyah yang pulang atas bantuan Nihayah Center dan para kerabat itu, saat tiba di rumah terlihat kondisinya sehat. Dengan didampingi suaminya, Sugiyono, 54, ibu tiga anak itu banyak bercerita  tentang keberadaannya di Malaysia.

“Saya di sana (Malaysia) merawat baby (bayi),” katanya. Pada keluarga dan para kerabat, Asiyah juga menceritakan kepergiannya ke luar negeri itu karena bujukan orang. Saat itu, dirinya diajak begitu saja lalu dinaikkan  ke mobil.

“Diajak orang sana,”  ucapnya menyebut nama Win dan Endang. Selama lima tahun dalam perantauan, dia mengaku sempat berpindah-pindah majikan. Setidaknya, tiga kali dirinya harus pindah.  Selama itu pula, perlakuan yang di terima kurang baik, seperti  di pukul saat pekerjaannya dianggap tidak sesuai oleh juragan, diikat, dan dijemur.

“Saya sering  dipukul pakai besi,” katanya. Hanya saja, selama bekerja di  Malaysia itu juga pernah memiliki  juragan yang baik. Tapi, ada salah satu anggota keluarganya yang tidak menyukai dirinya. “Tidak  senang karena cemburu juragan baik pada saya,” ujarnya.

Sementara itu, Sugiyono, suami Siti Asiyah, mengaku sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan  memberikan dukungan hingga istrinya bisa berkumpul dengan keluarga. “Kami senang bisa berkumpul lagi,” cetusnya.

Sugiyono menyampaikan istrinya telah berjanji tidak akan pergi ke luar negeri lagi. Untuk ke depan,  mereka akan menekuni pertanian. Dirinya juga tidak berniat menuntut  pada pihak yang membawa istrinya ke Malaysia.

“Yang sudah biar sudah, yang penting sekarang sudah selamat dan bisa berkumpul,” jelasnya. Salah satu tetangga yang ikut menjemput di Bandara Juanda,  Surabaya, Shohibatul Karomah, 35, mengungkapkan proses pemulangan agak molor karena perjalanan pulang dari Bandara Juanda ke rumah cukup santai.

Selain itu,  pengurusan dokumen di imigrasi Bandara Juanda juga memakan  waktu hampir satu jam. “Turun  dari pesawat pukul 09.52, keluar dari bandara pukul 11.00, tiba di  sini (rumahnya) pukul 22.00,  perjalanannya santai,” ucapnya.

Di tengah proses pemulangan  Asiyah itu, terang dia, keluarga Sugiyono sempat beberapa kali didatangi sejumlah pihak. Mereka  ada yang menanyakan kondisi Asiyah, dan ada yang mengaku  akan membantu pemulangan  Asiyah dari Malaysia ke kampung halaman.

“Lha sudah ada di bandara kok ada yang datang untuk membantu pemulangan, kita malah khawatir,” ungkapnya.(radar)