WONGSOREJO – Penanaman sorgum yang di lakukan Perkebunan Nusantara (PTPN) XII (Per sero) di Kebun Pasewaran, Kecamatan Wongso rejo, Banyuwangi, menuai sukses. Betapa tidak, seluruh hasil panen kebun tersebut lu des terserap beberapa perusahaan nasional. Bahkan, saking be sarnya permintaan pasar, PTPN XII kewalahan me nyediakan biji sorgum.
Manajer Kebun Pasewaran PTPN XII (Per_ sero), Made Susilatama mengatakan, 40 hektare (ha) dari 153 ha tanaman sorgum yang ditanam di Desa Bangsring, Kecamatan Wongsorejo, su dah siap panen“Estimasi kami, panen sorgum di lahan seluas 40 ha itu meng hasilkan 80 ton,” ujarnya saat dikonfirmasi via telepon Minggu kemarin (9/6). Menurut Made, tanaman sorgum di Kebun Pasewaran itu akan dipanen secara bertahap. Sorgum bisa dipanen di usia 90 hari sampai 95 hari.
“Sorgum kami sudah diserap Bogasari dan Sekarsari Indonesia,” ujar nya. Made mengaku optimistispe masaran sorgum akan terus ber kembang. Bahkan, saat ini, imbuh Made, pihaknya su dah kewalahan memenuhi permintaan pasar sorgum tersebut. “Pasar sorgum masih terbuka lebar,” pungkasnya. Sekadar tahu, penanaman sorgum dilakukan demi mengurangi impor gandum yang selama ini didatangkan dari Amerika.
Tingginya impor gandum itu terjadi lantaran masyarakat gemar mengonsumsi mi dan roti. Selama ini bahan baku yang di gunakan membuat roti dan mi ada lah gandum, sedangkan gandum tidak cocok ditanam di Indonesia. Gandum hanya cocok ditanam di wilayah yang memiliki empat musim. Seperti diutarakan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Dahlan Iskan, saat melakukan panen perdana sorgum di Kampe, Desa Bangsring, pertengahan November 2012 lalu bahwa generasi muda dan anak-anak muda Indonesia saat ini suka mengonsumsi mi dan roti.
Nah, bahan baku mi dan roti adalah gandum. Sementara itu, Indonesia belum bisa memproduksi gandum dan harus im por dari Amerika. Dahlan menjelaskan, Indonesia masih harus mengimpor gandum sekitar tujuh juta ton setiap tahun. “Kita tidak bisa menanam gandum karena kon disi alam tidak mendukung. Gandum tumbuh dengan baik di daerah yang memiliki empat musim. Sebagai gantinya, kita kembangkan sorgum ini,” je lasnya kala itu. (radar)