Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Status Gunung Raung Siaga

LEBAR: Seismograf di Pos Pengamatan Gunung Raung di Dusun Mangaran, Desa Sumberarum, Kecamatan Songgon, Banyuwangi, mencatat rekaman gempa tremor Gunung Raung kemarin.
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
LEBAR: Seismograf di Pos Pengamatan Gunung Raung di Dusun Mangaran, Desa Sumberarum, Kecamatan Songgon, Banyuwangi, mencatat rekaman gempa tremor Gunung Raung kemarin.

Kali Pertama sejak 1985

SONGGON – Gunung Raung, Banyuwangi, terekam mengalami gempa tremor yang berlangsung terus-menerus selama sepekan terakhir. Kini, gunung dengan ketinggian 3.332 meter dari permukaan laut itu dinaikkan statusnya dari waspada
(level II) menjadi siaga (level III).

Perubahan itu ditetapkan sejak pukul 20.30 tanggal 22 Oktober 2012 Kenaikan status siaga itu terbilang cukup cepat. Betapa tidak, peningkatan sta tus gunung tersebut hanya berse lang empat hari dari level was pada, tepatnya pukul 21.00 tang gal 18 Oktober 2012 lalu.

Bahkan, peningkatan status tersebut baru pertama kali selama 27 tahun terakhir. Selain itu, status siaga itu juga perdana sejak tahun 1985 silam. ‘’Status siaga ini baru pertama kali selama saya di sini sejak tahun 1985 lalu,’’ ungkap Kepala Pos Pengamatan Gunung Raung, Balok Suryadi, di Dusun Mangaran, Desa Sumberarum, Ke camatan Songgon, kemarin (23/10).

Hasil pengamatan, kata Balok, pada umumnya Gunung Raung berciri embusan asap kawah berwarna putih tipis. Selain itu, tekanan asap tersebut cukup lemah dengan ketinggian berkisar hanya 50 hingga 75 meter dari puncak. ‘’Asap tidak tebal dan umumnya condong ke utara,’’ ungkap warga Desa Sragi, Kecamatan Songgon, itu.

Balok menjelaskan, barat-timur kawah tersebut memiliki panjang sejauh 1200 meter. Utara-selatan lebih rendah yaitu 800 meter. ‘’pos pengamatan ini ha nya berjarak 14 kilometer dari puncak gunung,’’ terangnya. Meski status gunung terbesar se-Jawa itu naik, warga diminta tetap tenang dan tidak men dengarkan isu-isu gunung bakal meletus.

Kami minta warga tidak perlu panik dan khawatir yang berlebihan. Kita selalu berkoordinasi dengan pemerintah,’’ kata Balok. Menyusul peningkatan status gunung tersebut, pemerintah desa (pemdes) langsung mengambil langkah cepat. Kemarin, mereka melakukan sosialisasi kepada warga terkait kenaikan status tersebut.

Kita langsung memberi tahu warga. Pertama, kita beritahu kepala dusun masing-masing dusun agar memberi tahu warga,’’ ujar Sekretaris Desa Sumberarum, Muhamad Busairy, di kantornya kemarin. Salah satu warga, Suhar, mengaku terkejut dengan peningkatan aktivitas gunung tersebut.

Meski begitu, aktivitas warga tetap normal seperti biasa. ‘’Orang-orang biasa-bi asa saja. Orang-orang kerja seperti biasa,’’ ungkap warga yang rumahnya hanya berjarak 14 kilometer dari puncak gunung itu. Sementara itu, dari catatan visual sejak bulan September 2012 lalu, aktivitas gunung tersebut terus mengalami kenaikan signifikan.

Yang terbaru, tanggal 18-22 Oktober 2012 cuaca terang, angin tenang, suhu udara 18-28 derajat Celsius. Dalam rentang waktu itu, gunung kadang tertutup kabut. Berdasar catatan seismograf ada kenaikan getaran yang berlangsung terus-menerus dengan amplitude rata-rata 7-11 mm dan amplitude maksimum 18-25 mm.

Itu terjadi sejak tanggal 19-20 Oktober 2012. Yang terkini, yakni tanggal 21 hingga 22 Oktober 2012 (sampai pukul 19.30), gempa tremor menerus terekam dengan amplitude rata-rata 12-15 mm dan amplitude maksimum 30 mm- overscale. Kemudian, status waspada dinaikkan menjadi siaga level III. (radar)

Kata kunci yang digunakan :