Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Sulap Manggar Kelapa Jadi Replika Kalpataru

Ilham wahyudi (kiri) memberikan intruksi pada pekerja untuk mengecat replika piala Kalpataru yang terbuat dari manggar kelapa, Minggu malam (27-8).
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Ilham wahyudi (kiri) memberikan intruksi pada pekerja untuk mengecat replika piala Kalpataru yang terbuat dari manggar kelapa, Minggu malam (27-8).

POTONGAN kayu kelapa kering dan bilah bambu masih berserakan di tanah bersama dengan sejumlah alat pertukangan lainnya seperti gergaji, parang, kawat, dan pelat. Angin malam berembus cukup dingin menembus pori.

Kondisi ini seolah tak dihiraukan sejumlah pekerja di tengah kegelapan malam. Hanya dengan penerangan lampu seadanya, para pekerja terus menyatukan potongan kayu dan bilah bambu yang dirangkai menggunakan paku dan kawat sebagai pengait.

Dengan penuh ketelitian dan kesabaran, ilham Wahyudi bersama para pekerja Bayu Bachtiar dan Nursalam bekerja mendekorasi hiasan untuk pawai karnaval. Hanya dalam hitungan jam, rancangan dari kayu dan bilah bambu mulai berbentuk menyerupai sebuah pola persegi panjang. Namun masih belum jelas, akan dibuat pola apa.

Perlahan tapi pasti, dengan penuh kesabaran, Ilham dibantu dua pekerja terus mengerjakan dan menyulap bilah bambu dan kayu itu menjadi sebuah bentuk hiasan. Usai ragangan kayu dan bambu terbentuk kubus, pada bagian luar dilapisi plastik bening mirip sebuah aquarium.

Hanya saja pada bagian dalamnya masih belum jelas akan diisi apa, ilham mulai mengambil manggar kelapa yang sudah kering. Beberapa manggar kelapa disatukan menggunakan kertas koran.

Setelah dirangkai dan dikait menggunakan kawat, terbentuklah manggar kelapa menjadi satuan yang cukup menarik. Manggar kelapa itupun dimasukkan ke dalam plastik mirip aquarium yang telah selesai dirangkai lebih awal.

Setelah dimasukkan, barulah manggar kelapa dicat dengan warna dasar hitam, dan dilanjutkan cat kuning keemas. Dari situlah baru terlihat jelas sebuah pola jika manggar kelapa tersebut dibentuk mirip seperti replika piala Kalpataru.

Para pekerja lain juga sibuk membuat pola lainnya, yakni sebuah replika piala adipura. Kedua replika tersebut merupakan pesanan dari sekolah MI Islamiyah Rogojampi yang akan melaksanakan pawai karnaval di tingkat Kecamatan Rogojampi.

“Kegiatannya sudah tinggal besok, malam ini harus rampung,” ujar ilham. Profesi sebagai perajin dekorasi bukan hal baru bagi ilham. Hampir setiap tahun selama bulan Agustus, pria lajang itu banyak menerima permintaan dari berbagai sekolah dan lembaga di Banyuwangi untuk mengerjakan hiasan dekorasi replika, dan berbagai dekorasi lainnya.

“Yang kami kerjakan tergantung pesanan, menyesuaikan tema pawai karnaval,” ujar pria berusia 50 tahun itu. Tidak hanya sebuah replika, terkadang dia juga menghias mobil serta angkutan lainnya seperti dokar, becak, serta motor roda tiga yang disulap menjadi sebuah hiasan dan dekorasi tertentu.

“Yang paling banyak biasanya berthema kerajaan,” jelasnya. Karena tingginya permintaan dekorasi hias untuk kegiatan pawai karnaval itu, selama mengerjakan dia dibantu dua pekerja lainnya.

Bahkan, jika waktunya mepet dengan jadwal pelaksanaan kegiatan, pekerjaan itu juga harus dilembur hingga dinihari. “Teknis pembuatan saya kerjakan semua, sisanya yang ringan-ringan dikerjakan oleh para pembantu,” cetus Ilham.

Ongkos jasa pembuatan dekorasi hias tersebut bervariasi, tergantung tema, jenis bahan, ukuran dan tingkat kesulitan pengerjaan. Jika menggunakan mobil berkisar antara Rp 4 juta, sementara dokar ongkos jasa pembuatannya mencapai Rp 1.5 juta.

“Harga itu tergantung tingkat kerumitan hiasan yang dikerjakan, tapi yang paling sering saya upayakan selalu menggunakan bahan bekas,” terangnya. Profesi sebagai tukang dekorasi itu sudah dijalaninya sejak 30 tahun silam.

Tidak hanya untuk pembuatan hiasan dekorasi saat pawai karnaval saja, dia juga melayani berbagai hiasan dekorasi untuk pengantin, dan sejumlah acara kegiatan lainnya. “Awalnya memang hobi, dan kini jadi pekerjaan,” imbuhnya dengan senyum mengambang.

Bakat yang dimilikinya itu, kini mulai ditularkan pada remaja sekitar tempat tinggalnya yang mau belajar. Setiap mengerjakan dekorasi, tak sedikit para remaja yang iseng ikut membantu seperti bagian mengecat, dan merias bagian yang mudah.

Seiring dengan berjalannya waktu, para perajin dekorasi saat ini sudah banyak ditemui. Rata-rata mereka adalah anak muda yang mempunyai semangat belajar tinggi. Terlebih, kini juga sudah didukung dengan teknologi.

Selain mengandalkan kemampuan, para perajin muda kini memadukan kecanggihan teknologi sehingga hasil karya lebih kreatif dan inovatif. Namun demikian, dia hanya berpesan kepada para kreator perajin muda untuk tetap berupaya menggunakan bahan bekas untuk semakin lebih mencintai lingkungan.

“Kalau dulu saya kerjakan manual dan imajinasi saya sendiri. Kini sudah bisa kreasi lain melalui browsing tutorial di internet,” pungkasnya. (radar)