Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Tanah Ambles, HIPPA Protes Penebangan Pohon

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
ILUSTRASI

 

SONGGON – Penebangan pohon yang diduga tidak izin di wilayah Dusun Bangunrejo, Desa Parangharjo, Kecamatan Songgon, diprotes oleh Himpunan Petani Pengguna Air (HIPPA) setempat kemarin (1/11).

HIPPA memprotes karena penebangan pohon liar yang ada di pinggir sungai itu membuat tanah sepanjang aliran ambles. “Awalnya roboh, kemudian oleh seorang ditebang dan di jual ke Banyuwangi Kota,” cetus Amak, Ketua HIPPA Desa Parangharjo.

Amak menyebut ada oknum yang sengaja memotong pohon yang tumbang itu tanpa ada izin dari siapapun. “Tanpa ada izin, pohonnya digergaji dan di potong-potong,” katanya.

Menurut Amak, saat ini tanah yang ada di sekitar pohon sedang ambles. Tetapi oleh Dinas pengairan dibiarkan. Pihaknya sudah mewanti-wanti pada warga untuk tidak menebang pohon tersebut. “Kita sudah berikan imbauan kepada warga untuk tidak menebang, tapi ini malah dipotong-potong,” ungkapnya.

Jumadi menunjukan lokasi pohon yang ditebang dan dijual di wilayah Dusun Bangunrejo, Desa parangharjo, Kecamatan Songgon, kemarin (1/11)

Amak mengaku sangat kecewa kepada orang yang telah memotong pohon trembesi berukuran besar itu. Dilihat dari bekas pemotongan, sepertinya akan dijual. “Saya kecewa, itu motongnya pakai mesin gergaji,” cetusnya.

Hal yang sama disampaikan Ketua HIPPA Desa/Kecamatan Songgon, Jumadi. Penebangan pohon itu dianggap ilegal karena tidak mengantongi izin. Pemotongan pohon itu dilakukan secara ilegal,” sebutnya.

Pohon trembesi berukuran besar itu, lanjut dia, amb ruk pada jumat (27/10). Pohon itu juga sudah dilaporkan pada perangkat Desa. Tapi setelah itu batang pohon malah lenyap. “Hilangnya tiba-tiba, mungkin ditebang malam hari,” ujarnya.

Jumadi menyebut pohon yang ditebang itu bukan hanya satu pohon. Tapi, tiga pohon berukuran besar hilang sekaligus. “Kita sudah mencurigai orang yang memotong pohon itu,” cetusnya. (radar)