Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Tanggung Kebutuhan Warga yang Kesulitan Ekonomi

LEBIH BAIK : Martani, 90, dan Toha, 83, di depan rumahnya di Dusun Bulurejo, Desa Sumber Bulu, Songgon, kemarin.
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
LEBIH BAIK : Martani, 90, dan Toha, 83, di depan rumahnya di Dusun Bulurejo, Desa Sumber Bulu, Songgon, kemarin.

SONGGON– Tingkat kepedulian warga Desa Sumber Bulu, Kecamatan Songgon, layak dijadikan teladan bagi warga lainnya. Bagaimana tidak, masyarakat setempat selalu bersama-sama untuk membantu warga yang sedang menderita kesulitan ekonomi. Artinya, kemiskinan dan ketidakmampuan sebagian warga menjadi bagian dari tanggung jawab warga secara keseluruhan.

Karena itu, bila ada warga sedang mengalami kesulitan, warga langsung mencari solusi untuk mengatasi problem tersebut. Seperti yang dialami Martani, 90, dan Toha, 83, yang tinggal di Dusun Bulurejo, desa setempat. Kakak-beradik itu sedang mengalami kesulitan ekonomi. Bayangkan, untuk memenuhi kebutuhan perut, keduanya hanya bisa mengumpulkan daun cengkeh saja.

Itu terpaksa mereka lakukan, mengingat sudah tidak ada pekerjaan lain yang diharapkan. Selain itu, tenaga yang semakin menua sudah tidak bisa bekerja dengan beban berat. Apalagi, saudara mereka nun jauh berada di luar Jawa. Martani adalah seorang janda yang sudah tidak dikaruniai anak. Sedangkan adiknya, Toha, terpaksa kembali ke kampung halaman setelah diminta pergi anaknya di Kalimantan.

Awalnya, mereka hidup dengan penuh keterbatasan. Tempat tinggal kedua saudara tersebut juga berbahan gedek. Namun, kini kehidupan mereka mulai membaik setelah dibantu warga sekitar. Kebutuhan makanan juga sudah diseiapkan warga. ’’Warga sini sudah berkumpul untuk membantu kakek nenek itu. Kasihan sekali dia,’’ ungkap Yanto, salah satu tokoh masyarakat desa setempat.

Menurut dia, kakek-nenek tersebut sangat membutuhkan uluran tangan. Untuk saat ini, keduanya sudah tinggal di tempat yang agak nyaman bila dibandingkan dengan sebelumnya. ’’Saya jatah 10 kilogram beras setiap bulan. Listrik juga saya pasang. Orang- orang seperti ini perlu kita bantu,’’ ungkap anggota TNI itu. Bayangkan saja, setiap hari mereka berdua hanya mencari daun cengkeh yang tumbuh di sekeliling rumahnya.

Untuk upah, setiap dua bulan sekali baru daun tersebut baru bisa menjualnya. ’’Itu saja, cuma dapat Rp 100 ribu,’’ jelas Yanto. Kini, bangunan rumah dua saudara tersebut sudah tidak lagi berdinding gedek. Bangunan rumah tersebut juga berdiri di atas tanah warga. Pemilik tanah juga tidak keberatan rumah tersebut berdiri di lahan itu demi membantu terhadap sesama. (radar)