Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Tangkal Cacar Monyet, Dinkes Banyuwangi Tekankan Hidup Bersih dan Sehat

Foto: detik
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Foto: detik

BANYUWANGI – Dinas Kesehatan (Dinkes) Banyuwangi meminta masyarakat mengandalkan pola hidup bersih dan sehat sebagai salah satu bentuk upaya antisipatif terhadap merebaknya virus Cacar Monyet atau Monkeypox seperti yang terjadi di Singapura.

“Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI telah memastikan hingga saat ini kasus monkeypox belum terjadi di Indonesia. Oleh karena itu, kami menghimbau agar warga tetap tenang dan tidak khawatir berlebihan,” kata Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi dr. Widji Lestariono seperti dilansir dari detikcom, Selasa (22/5/2019).

Meski belum ditemukan kasusnya, pemkab telah melakukan sejumlah langkah pencegahan terhadap masuknya penyakit yang berasal dari Afrika bagian Barat tersebut.

“Saya telah menginstruksikan kepada seluruh puskesmas dan Rumah Sakit (RS) di Banyuwangi untuk terjun melakukan sosialisasi dan penyebaran informasi terkait monkeypox ke masyarakat,” ungkapnya.

Ia berharap, berbagai pelayanan kesehatan mempunyai kewaspadaan ekstra terhadap gejala cacar monyet pada masyarakat. Meskipun sampai saat ini virus cacar monyet memang belum ditemui di Indonesia. Namun sosialisasi, imbauan dan edaran ke jajaran kesehatan sudah dilakukan pihaknya untuk menambah kewaspadaan.

“Saya tekankan bahwa perilaku bersih dan sehat merupakan kunci untuk menghalau cacar monyet,” kata dr Rio, sapaan akrabnya.

“Karena disebarkan virus, maka penyakit ini mudah menular dan mewabah sehingga harus menjaga kebersihan diri dan lingkungan,” tegasnya.

Cacar monyet merupakan penyakit akibat virus yang ditularkan melalui binatang atau zoonosis. Penularan cacar monyet dapat terjadi melalui kontak dengan darah, cairan tubuh, atau lesi pada kulit dari binatang yang terinfeksi virus cacar monyet.

Sedangkan penularan pada manusia, menurut Rio, terjadi melalui kontak dengan monyet, tikus gambia dan tupai. Penularan dapat pula terjadi karena mengonsumsi daging binatang yang sudah terkontaminasi. Kalau penularan dari manusia ke manusia sangat jarang terjadi.

“Inang utama dari virus cacar monyet ini adalah tikus, sehingga di usahakan jauh-jauh dari binatang itu,” ungkap dr Rio.

Selain sosialisasi, puskesmas juga diperintahkan untuk melakukan pengamatan (survey) kepada masyarakat di wilayah kerjanya. Jika mendapati warga yang suspect monkeypox, petugas wajib segera melaporkan ke Dinas Kesehatan untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

dr Rio juga mengimbau agar warga segera memeriksakan diri jika mengalami gejala penyakit ini. Gejala yang timbul meliputi demam, sakit kepala hebat, pembengkakan kelenjar getah bening, nyeri punggung, dan lemas. Seperti cacar pada umumnya, ruam di kulit akan muncul pada wajah dan menyebar ke bagian tubuh lainnya. Ruam itu berkembang dan akan menghilang hingga tiga pekan. Masa inkubasinya 5-21 hari, setelah itu sembuh sendiri.

“Jika ada warga yang mengalami gejala seperti ini, harus segera berobat karena penyakit ini bisa cepat sembuh jika cepat ditangani,” kata dr Rio.

dr Rio menambahkan, selain berbagai langkah tersebut, pemkab juga telah berkoordinasi dan bekerjasama dengan pihak pelabuhan penyeberangan dan bandara. Penumpang domestik dan internasional yang berangkat maupun datang di Bandara Banyuwangi, akan dicek suhu tubuhnya.

“Untuk di Pelabuhan Tanjung Wangi, telah disiapkan tenaga medis yang akan menangani jika ditemukan penumpang dengan gejala monkeypox,” pungkas dr Rio.