Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Terlilit Utang, Pria di Banyuwangi Nekat Jual Ginjal

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

BANYUWANGI – Mujianto, 58, warga Dusun Sidomulyo, Desa Sumberberas, Kecamatan Muncar, rela menjual ginjalnya lantaran terlilit utang dan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

Mujianto berdiri di sekitar traffic light Simpang lima Banyuwangi berharap ada orang mau membeli ginjalnya. Di lehernya tergantung kertas karton bertuliskan ‘dijual ginjal sehat’, serta menyertakan nomer telepon dirinya.

“Ya saya jual berapa ya. Rp 500 juta mungkin laku. Anak saya empat. Satu sudah menikah. Dua putus sekolah. Dan tinggal satu masih sekolah,” ujar Mujianto, Rabu (18/4/2018).

Mujianto mengaku sengaja menjual ginjalnya karena sudah tidak bekerja selama 7 tahun karena penyakit paru-paru akut yang dideritanya. Selain memenuhi kebutuhan keluarganya, Mujianto harus mengeluarkan uang Rp 300 ribu untuk mengobati penyakitnya. Menjual ginjal merupakan alternatif keduanya untuk mendapatkan uang.

“Alternatif pertama ya saya sehat dulu. Kalau sehat saya bisa kerja. Tidak jadi jual ginjal. Saya berjuang untuk menyelesaikan sekolah anak saya yang terakhir. Saya nggak ingin nasib anak-anak seperti saya kayak gini kalau nggak sekolah. Mau jadi apa nanti,” jelasnya.

Ia mengaku rencana menjual ginjal itu sudah diketahui oleh sang istri. Meski dilarang, dirinya tetap nekat menjajakan ginjalnya di pinggir jalan. “Tadi pinjam ke adik saya Rp 100 ribu buat berangkat ke sini,” tambahnya.

Selain untuk biaya sekolah anaknya, ginjal yang akan dijual ini juga untuk membeli rumah, karena selama ini mereka masih menumpang di lahan milik tetangga. Dia juga harus membayar hutang sebanyak 12 juta yang ditanggungnya sejak tahun 2009 lalu.

“Sedikit sedikit saya pinjam uang ke keluarga, ke teman tapi sama sekali saya tidak pernah mencicilnya. Kadang sayang malu. Dari mana saya dapat uang untuk membayarnya,” katanya.

Rencana menjual ginjal yang dilakukan Mujianto gagal setelah bertemu dengan karyawan Dinas Sosial. Menjelang sore, Mujianto yang berdiri di tepi jalan dijemput oleh dinas sosial dan dibawa ke rumah sakit untuk dirawat di IGD RSUD Blambangan.

“Belum sempat ada yang menawar. Tapi saya sudah nekat. Sempat ditanyain kenapa jual ginjal. Dan kenapa kok lemes. Akhirnya saya dibawa ke rumah sakit ini,” tambahnya.

Saat ini, aku Mujianto, dirinya sedang mendapatkan perawatan intensif oleh pihak RSUD Blambangan Banyuwangi. Dirinya mendapat oksigen dan tidak diperbolehkan pulang.

“Ini saya masih pakai oksigen. Saya belum sempat mengabarkan keluarga jika saya ada di sini. Sempat banyak telepon tapi tidak saya angkat,” pungkasnya.

Sementara itu Direktur RSUD Blambangan Banyuwangi, dr Taufik Hidayat, membenarkan jika Mujianto dirawat di IGD RSUD Blambangan karena sakit paru-paru yang dideritanya.

“Sebelumnya pasien memang berencana menjual ginjalnya untuk kebutuhan sehari-hari di pinggir jalan lalu dibawa ke rumah sakit oleh petugas,” jelasnya.

Pihak rumah sakit juga akan membebaskan semua biaya perawatan Mujianto, apalagi Mujianto telah memiliki kartu BPJS.

“Untuk masalah sosial terkait penjualan ginjal dan lain-lainnya kami akan koordinasi dengan dinas sosial dan juga kecamatan tempat pasien tinggal agar segera diselesaikan. Tapi yang pasti kami akan memberikan pelayanan maksimal untuk mengobati penyakit pasien hingga sembuh,” jelas Taufik.