RadarBanyuwangi.id – Panitia penjaringan perangkat Desa Sukorejo, Kecamatan Bangorejo berjanji tes ulang dalam seleksi tiga pos yang kosong di pemerintah desanya akan dilakukan dengan transparan. Untuk tes praktik akan dilakukan secara terbuka agar masyarakat bisa melihat secara langsung kemampuan para peserta, Minggu (5/1).
Ketua Panitia Penjaringan Perangkat Desa Sukorejo, Basuki mengatakan, tes ulang itu nantinya bisa disaksikan secara langsung di kantor Desa Sukorejo. Ini dilakukan untuk menghindari munculnya kecurigaan ketika dua orang yang telanjur dianggap mendapat keistimewaan dalam tes sebelumnya, Elis Maulida dan Hono Suprapto mendapat nilai yang baik. “Takutnya ketika dua orang itu dapat nilai bagus, muncul protes lagi, makanya kita buat terbuka,” kata Basuki.
Basuki mengungkap, tes praktik akan memiliki porsi nilai paling tinggi dibanding tes lain. Tes secara terbuka ini, akan menentukan sejauh mana kualifikasi pendaftar tersebut. “Tujuannya bukan untuk dua orang itu (Elis dan Hono) tidak lolos, karena keduanya juga punya hak yang sama. Tapi ini agar tidak muncul kecurigaan baru lagi. Dengan adanya tes, semua orang pasti bisa tahu mana yang terbaik,” ungkapnya.
Baca Juga: Camat Bangorejo dan Panitia Sebut Dalam Penjaringan Perangkat Desa Sukorejo Banyuwangi Bisa Diulang
Tidak hanya itu, tiga penguji yang dituding “masuk angin” karena memberi nilai timpang dan cenderung menguntungkan Elis dan Hono, yakni Halim, Serda Erwanto, dan Brigadir Ivan Kennedy, nanti tidak akan ikut dalam tes ini. “Kemungkinan pengujinya hanya pakai satu, Pak Fredy dari DPMD,” tuturnya.
Untuk kapan tes ulang itu akan dilaksanakan, Basuki mengaku masih belum bisa memastikan. Menurutnya, dalam minggu-minggu ini rapat panitia akan kembali dilakukan untuk memastikannya. “Kami akan menyolidkan barisan dulu, minggu-minggu ini kita rapat, nanti penentuan juga kapan tanggal tesnya,” terang dia.

Basuki (Salis Ali/Radar Genteng)
Seperti diberitakan harian ini sebelumnya, ratusan warga Desa Sukorejo, Kecamatan Bangorejo mendatangi kantor desanya, Kamis (2/1). Kedatangannya itu, untuk memprotes proses penjaringan perangkat desa yang dinilai sarat dengan kecurangan.
Di antara warga yang menggeruduk kantor desa itu, ada yang mendaftar sebagai perangkat desa dengan posisi Kepala Dusun Sukorejo dan staf desa. Mereka meminta penjelasan pada Pemerintah Desa (Pemdes) Sukorejo dan panitia penjaringan mengenai proses penjaringan perangkat desa. “Warga menilai ada ketidaktransparan. Selain itu juga ada kecurangan dalam pemberian nilai terhadap sejumlah pendaftar,” kata koordinator aksi, Kayun Rosyid.
Kecurangan yang disebut warga itu, dari 16 orang pendaftar itu, ada anak kades bernama Elis Maulida yang mendaftar pada posisi kepala seksi pelayanan, dan adik kandung kades bernama Hono Suprapto yang mendaftar pada posisi kepala dusun. “Keduanya mendapat nilai paling tinggi pada posisinya,” terang Kayun.(sas/abi)
Konten berikut adalah iklan platform Geozo, media kami tidak terkait dengan materi konten ini.