Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

TP-PKK Kaliploso Andalkan Genzi, Lentera, dan Sae untuk Tekan Stunting dan Perkuat Pangan

tp-pkk-kaliploso-andalkan-genzi,-lentera,-dan-sae-untuk-tekan-stunting-dan-perkuat-pangan
TP-PKK Kaliploso Andalkan Genzi, Lentera, dan Sae untuk Tekan Stunting dan Perkuat Pangan

BANYUWANGI – Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Desa Kaliploso terus menunjukkan kinerja nyata melalui berbagai program kerja yang melibatkan seluruh Kelompok Kerja (Pokja) PKK. Berbagai kegiatan, mulai dari bidang keagamaan, pendidikan, hingga kesehatan dan ketahanan pangan telah terlaksana dengan baik sejak tahun 2023 hingga 2024.

Ketua TP-PKK Desa Kaliploso, Eka Dwi Lestari, menegaskan pihaknya berkomitmen untuk tidak hanya fokus pada penanganan stunting, tetapi juga memperkuat ketahanan pangan, pendidikan, dan pemberdayaan masyarakat.

“Kami mengusung visi Sehat dari Awal, Tumbuh Maksimal. Artinya, kami ingin anak-anak Kaliploso tumbuh sehat, cerdas, dan bebas stunting sejak lahir. Semua ini bisa tercapai bila keluarga dan komunitas bergerak bersama,” ujarnya.

Pada Pokja I, kegiatan penghayatan dan pengamalan Pancasila diwujudkan melalui berbagai aktivitas keagamaan seperti pengajian, sholawatan, dan istighosah bersama, serta pembinaan karakter anak dalam keluarga sejak dini. Gotong royong juga terus digalakkan, termasuk pemberian sembako kepada warga miskin dan santunan anak yatim.

Di bidang pendidikan, Pokja II telah mendorong keterlibatan kader dasawisma hingga tingkat dusun dalam program Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) yang menyasar warga desa. Sementara itu, Pokja III fokus pada ketahanan pangan dengan pemanfaatan lahan pekarangan, budidaya pepaya, hingga pelatihan keterampilan membuat produk makanan yang dipamerkan dalam festival UMKM desa.

Adapun Pokja IV secara intensif meningkatkan layanan kesehatan masyarakat melalui kegiatan posyandu, pemberian makanan tambahan (PMT), vitamin A, obat cacing, hingga pelatihan menu berbasis protein nabati dan hewani. Bahkan, inovasi seperti program SAGITA Menul (sarapan bergizi menu betul) dan pemberian susu formula gratis bagi anak stunting telah berjalan.

Eka Dwi Lestari menuturkan, TP-PKK Kaliploso juga memiliki sejumlah program unggulan yang menjadi andalan dalam upaya peningkatan kualitas hidup masyarakat. Di antaranya Genzi (Generasi Bebas Stunting dengan Gizi Seimbang), Lentera (Langkah Nyata Terangi Anak untuk Raih Asa), serta Sae (Sehat Alami Ekonomis) yang mendorong pemanfaatan pekarangan rumah dan lahan sepadan jalan untuk ditanami sayuran, cabai, hingga tanaman bermanfaat lainnya untuk kebutuhan sehari-hari.

“Melalui Genzi dan Sae, kami ingin menanamkan pemahaman bahwa gizi seimbang adalah investasi masa depan. Sementara program Lentera hadir untuk memastikan tidak ada anak yang putus sekolah, karena pendidikan adalah jalan utama menuju cita-cita,” jelas Eka.

Program Lentera difokuskan untuk mengembalikan Anak Tidak Sekolah (ATS) ke jalur pendidikan dengan intervensi berupa beasiswa, pendampingan motivasi, hingga fasilitasi akses pendidikan formal maupun non-formal.

“Kami percaya, satu lentera mampu menerangi seribu masa depan. Harapan kami sederhana namun besar: anak-anak Kaliploso tumbuh sehat, tetap bersekolah, dan kelak mampu membangun desanya dengan penuh percaya diri. Syukur alhamdulillah, pada tahun 2025 ini di Kaliploso tidak ada lagi anak yang putus sekolah,” pungkas Eka.

Dengan dukungan penuh dari pemerintah desa, kader PKK, lembaga pendidikan, tokoh masyarakat, hingga CSR perusahaan lokal, TP-PKK Kaliploso optimistis dapat menjadi contoh nyata bagaimana desa berperan aktif dalam mewujudkan generasi emas yang sehat dan berdaya saing.

Data menunjukkan, upaya penanganan stunting di Desa Kaliploso terus membuahkan hasil. Pada tahun 2022, jumlah kasus stunting tercatat sebanyak 22 anak. Setahun kemudian, angka itu berhasil ditekan menjadi 14 anak. Lalu pada 2024 kembali turun drastis menjadi 6 anak, dan pada 2025 ini tinggal tersisa 5 anak.

Ketua TP-PKK Kaliploso, Eka Dwi Lestari, menegaskan pencapaian ini adalah hasil kerja bersama lintas sektor.

“Angka ini membuktikan bahwa kerja keras seluruh kader, bidan desa, dan masyarakat tidak sia-sia. Meski tersisa 5 anak yang masih perlu pendampingan, kita patut bersyukur karena penurunannya sangat signifikan. Tentu kami akan terus berusaha agar angka stunting bisa ditekan hingga nol,” jelasnya.

Eka juga menyampaikan optimisme bahwa pada tahun 2026, Desa Kaliploso dapat mencapai zero stunting.

“Harapan kami, tahun depan tidak ada lagi anak yang masuk kategori stunting. Kami akan terus berkolaborasi dengan semua pihak, agar generasi Kaliploso tumbuh sehat, cerdas, dan siap menyongsong masa depan,” pungkasnya.

Dengan dukungan penuh dari pemerintah desa, kader PKK, lembaga pendidikan, tokoh masyarakat, hingga CSR perusahaan lokal, TP-PKK Kaliploso optimistis dapat menjadi contoh nyata bagaimana desa berperan aktif dalam mewujudkan generasi emas yang sehat dan berdaya saing.

Penulis: Rony Subhan

TP-PKK Kaliploso Andalkan Genzi, Lentera, dan Sae untuk Tekan Stunting dan Perkuat Pangan

BANYUWANGI – Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Desa Kaliploso terus menunjukkan kinerja nyata melalui berbagai program kerja yang melibatkan seluruh Kelompok Kerja (Pokja) PKK. Berbagai kegiatan, mulai dari bidang keagamaan, pendidikan, hingga kesehatan dan ketahanan pangan telah terlaksana dengan baik sejak tahun 2023 hingga 2024.

Ketua TP-PKK Desa Kaliploso, Eka Dwi Lestari, menegaskan pihaknya berkomitmen untuk tidak hanya fokus pada penanganan stunting, tetapi juga memperkuat ketahanan pangan, pendidikan, dan pemberdayaan masyarakat.

“Kami mengusung visi Sehat dari Awal, Tumbuh Maksimal. Artinya, kami ingin anak-anak Kaliploso tumbuh sehat, cerdas, dan bebas stunting sejak lahir. Semua ini bisa tercapai bila keluarga dan komunitas bergerak bersama,” ujarnya.

Pada Pokja I, kegiatan penghayatan dan pengamalan Pancasila diwujudkan melalui berbagai aktivitas keagamaan seperti pengajian, sholawatan, dan istighosah bersama, serta pembinaan karakter anak dalam keluarga sejak dini. Gotong royong juga terus digalakkan, termasuk pemberian sembako kepada warga miskin dan santunan anak yatim.

Di bidang pendidikan, Pokja II telah mendorong keterlibatan kader dasawisma hingga tingkat dusun dalam program Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) yang menyasar warga desa. Sementara itu, Pokja III fokus pada ketahanan pangan dengan pemanfaatan lahan pekarangan, budidaya pepaya, hingga pelatihan keterampilan membuat produk makanan yang dipamerkan dalam festival UMKM desa.

Adapun Pokja IV secara intensif meningkatkan layanan kesehatan masyarakat melalui kegiatan posyandu, pemberian makanan tambahan (PMT), vitamin A, obat cacing, hingga pelatihan menu berbasis protein nabati dan hewani. Bahkan, inovasi seperti program SAGITA Menul (sarapan bergizi menu betul) dan pemberian susu formula gratis bagi anak stunting telah berjalan.

Eka Dwi Lestari menuturkan, TP-PKK Kaliploso juga memiliki sejumlah program unggulan yang menjadi andalan dalam upaya peningkatan kualitas hidup masyarakat. Di antaranya Genzi (Generasi Bebas Stunting dengan Gizi Seimbang), Lentera (Langkah Nyata Terangi Anak untuk Raih Asa), serta Sae (Sehat Alami Ekonomis) yang mendorong pemanfaatan pekarangan rumah dan lahan sepadan jalan untuk ditanami sayuran, cabai, hingga tanaman bermanfaat lainnya untuk kebutuhan sehari-hari.

“Melalui Genzi dan Sae, kami ingin menanamkan pemahaman bahwa gizi seimbang adalah investasi masa depan. Sementara program Lentera hadir untuk memastikan tidak ada anak yang putus sekolah, karena pendidikan adalah jalan utama menuju cita-cita,” jelas Eka.

Program Lentera difokuskan untuk mengembalikan Anak Tidak Sekolah (ATS) ke jalur pendidikan dengan intervensi berupa beasiswa, pendampingan motivasi, hingga fasilitasi akses pendidikan formal maupun non-formal.

“Kami percaya, satu lentera mampu menerangi seribu masa depan. Harapan kami sederhana namun besar: anak-anak Kaliploso tumbuh sehat, tetap bersekolah, dan kelak mampu membangun desanya dengan penuh percaya diri. Syukur alhamdulillah, pada tahun 2025 ini di Kaliploso tidak ada lagi anak yang putus sekolah,” pungkas Eka.

Dengan dukungan penuh dari pemerintah desa, kader PKK, lembaga pendidikan, tokoh masyarakat, hingga CSR perusahaan lokal, TP-PKK Kaliploso optimistis dapat menjadi contoh nyata bagaimana desa berperan aktif dalam mewujudkan generasi emas yang sehat dan berdaya saing.

Data menunjukkan, upaya penanganan stunting di Desa Kaliploso terus membuahkan hasil. Pada tahun 2022, jumlah kasus stunting tercatat sebanyak 22 anak. Setahun kemudian, angka itu berhasil ditekan menjadi 14 anak. Lalu pada 2024 kembali turun drastis menjadi 6 anak, dan pada 2025 ini tinggal tersisa 5 anak.

Ketua TP-PKK Kaliploso, Eka Dwi Lestari, menegaskan pencapaian ini adalah hasil kerja bersama lintas sektor.

“Angka ini membuktikan bahwa kerja keras seluruh kader, bidan desa, dan masyarakat tidak sia-sia. Meski tersisa 5 anak yang masih perlu pendampingan, kita patut bersyukur karena penurunannya sangat signifikan. Tentu kami akan terus berusaha agar angka stunting bisa ditekan hingga nol,” jelasnya.

Eka juga menyampaikan optimisme bahwa pada tahun 2026, Desa Kaliploso dapat mencapai zero stunting.

“Harapan kami, tahun depan tidak ada lagi anak yang masuk kategori stunting. Kami akan terus berkolaborasi dengan semua pihak, agar generasi Kaliploso tumbuh sehat, cerdas, dan siap menyongsong masa depan,” pungkasnya.

Dengan dukungan penuh dari pemerintah desa, kader PKK, lembaga pendidikan, tokoh masyarakat, hingga CSR perusahaan lokal, TP-PKK Kaliploso optimistis dapat menjadi contoh nyata bagaimana desa berperan aktif dalam mewujudkan generasi emas yang sehat dan berdaya saing.

Penulis: Rony Subhan