KALIPURO –Tradisi Rebo Wekasan masih tetap dilestarikan oleh sebagian masyarakat Banyuwangi hingga saat ini. Salah satunya adalah warga Dusun Krajan, Desa Kelir, Kecamatan Kalipuro. Sore kemarin (29/11), sekitar pukul 16.30 warga desa ini menggelar selamatan sego golong di pinggir jalan desa setempat.
Dalam budaya Jawa, tradisi ini rutin digelar tiap Rabu terakhir di Bulan Safar atau bulan ke-2 dari 12 bulan penanggalan Hijriyah. “Tujuan selamatan sego golong ini untuk menolak bencana atau tolak balak. Juga agar rezeki kita makin ditambah dan barakah,” ujar Khairul Umam, warga setempat.
Menurut Umam, masyarakat Desa Kelir sebetulnya tidak terlalu mengenal istilah Rebo Wekasan yang lebih umum dikenal sebagai budaya Jawa. “Namun, mereka lebih mengenalnya dengan istilah sego golong atau sego golongan,” ungkap Umam.
Muhlis, warga lainnya mengatakan, hidangan yang disajikan dalam tradisi ini berupa nasi putih yang dibentuk bulatan sebesar kepalan tangan orang dewasa. Untuk lauknya biasanya didominasi telur bulat. Bisa yang sudah diberi ragi, atau dibiarkan utuh.
“Yang unik dari tradisi ini, hidangan semuanya berasal dari warga. Biasanya satu keluarga membawa dua atau tiga sego golong,” katanya. Pada sore hari menjelang Maghrib, sego golong ini lantas dikumpulkan di pinggir jalan secara berkelompok. Satu kelompok berisi 15-20 keluarga. Selanjutnya, mereka melantunkan dzikir dan doa-doa.
“Setelah selesai, mereka lantas makan secara bersama-sama. Sego golong milik nya tidak boleh dinikmatinya sendiri. Melainkan harus memakan milik orang lain. Artinya saling tukar-menukar makanan,” pungkas Muhlis. (radar)