Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Ukuran Tempe Mengecil

KEDELAI MAHAL: Pedagang tempe melayani pembeli di Pasar Banyuwangi kemarin.
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
KEDELAI MAHAL: Pedagang tempe melayani pembeli di Pasar Banyuwangi kemarin.

BANYUWANGI– Mahalnya harga kedelai, benar-benar membuat para pengusaha tempe di Banyuwangi kelimpungan. Bagaimana tidak, hanya dalam kurun waktu tiga bulan terakhir, harga bahan baku utama tempe tersebut telah melonjak 40 persen lebih. Padahal, para pengusaha tempe tersebut tidak berani menaikkan harga, lantaran khawatir produknya tidak terbeli.

Seperti dialami Tutik, perajin sekaligus pedagang tempe yang sehari-hari berjualan di Pasar Banyuwangi. Dia mengakui, harga kedelai melonjak tajam dari Rp 5.500 per kilogram (kg) menjadi Rp 7.800 per kg, atau naik sekitar 41 persen dalam kurun waktu tiga bulan terakhir. Namun, dia tidak berani menaikkan harga tempe tersebut karena takut ditinggalkan konsumen.

Untuk menghindari kerugian, Tutik berinisiatif memperkecil ukuran tempe produksinya. “Ya awalnya pembeli protes karena ukuran tempe semakin kecil. Tetapi setelah dijelaskan harga kedelai mahal, mereka akhirnya mau memahami,” ujarnya kemarin (29/7). Menurut Tutik, sejak beberapa hari terakhir, pembelian konsumen cenderung menurun dibandingkan hari pertama dan kedua bulan Ramadan lalu.

“Saya berharap, harga kedelai segera turun agar usaha saya bisa terus berjalan,” ujarnya. Keluhan serupa datang dari kalangan konsumen. Seperti yang dikatakan Nurhayati, 53, warga Kelurahan Sobo, Kecamatan Banyuwangi. Menurut Nurhayati, tempe sudah menjadi alternatif makanan berharga murah namun bergizi tinggi selama ini.

Tetapi sayang, seiring dengan mahalnya harga kedelai, harga tempe pun semakin naik. Dia mengaku terpaksa membeli tempe lantaran dia mengurangi konsumsi daging. “Saya takut kena kolesterol dan darah tinggi. Makanya, walaupun agak ngedumel, saya terpaksa membeli tempe,” tuturnya.(radar)