Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Unair Banyuwangi Bisa Jadi Universitas Mandiri

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

unairBANYUWANGI – Kementerian Riset dan Teknologi Perguruan Tinggi (Ristek-Dikti) berencana melepas Universitas Airlangga (Unair) Surabaya kampus Banyuwangi menjadi universitas mandiri. Jika dalam waktu lima tahun Program Studi di Luar Domisili (PDD) Unair di Bumi Blambangan tersebut berkembang baik, Kemenristek-Dikti siap mengubah Unair Kampus Banyuwangi menjadi Universitas Negeri Banyuwangi.

Hal itu diungkapkan langsung Menteri Ristek-Dikti M. Nasir bertemu Bupati Abdullah Azwar Anas pagi kemarin (18/1). Dia mengaku memonitor perkembangan pendidikan tinggi yang ada di Jatim, khususnya di Banyuwangi. “Di Banyuwangi sudah ada PDD Unair Kampus Banyuwangi. Ke depan, kami meminta bantuan Pak Bupati Anas agar dalam waktu lima tahun setelah mulai beroperasi, PDD Unair itu berubah menjadi Universitas Negeri Banyuwangi,” ujarnya dikonfirmasi saat berada di Pendapa Sabha Swagata Blambangan.

Nasir menambahkan, terealisasi atau tidaknya perubahan status Unair Kampus Banyuwangi menjadi Universitas Negeri Banyuwangi tergantung komitmen pemkab. Jika kemitraan pemkab mengembangkan pendidikan tinggi di Bumi Blambangan kuat, maka Universitas Negeri Banyuwangi tidak mustahil diwujudkan.

Kalau dalam lima tahun pertumbuhannya baik, Unair Kampus Banyuwangi akan dilepas menjadi universitas mandiri,” cetusnya. Sementara itu, Bupati Anas mengatakan, selain membicarakan pendidikan tinggi, dirinya juga berkomunikasi soal riset dengan Mienleri M. Nasir. Menurut Anas, soal pendidikan tinggi, khususnya pendirian Unair Kampus Banyuwangi Menteri M Nasir menganggap langkah tersebut bagus. “Beliau (Nasir) meminta beberapa kabupaten/kota belajar ke Banyuwangi.

Artinya, proses dan prosedur yang ditempuh Banyuwangi dianggap menginspirasi. Ini dijadikan model oleh pemerintah pusat terkait kontribusi dan peran serta pemerintah daerah dalam mendorang peningkatan akses pendidikan), terutama pendidikan tinggi,” cetusnya. Anas menambahkan, pihaknya diminta untuk terus mempersiapkan Unair Kampus Banyuwangi menjadi universitas mandiri.

Nah, dalam rangka persiapan pembangunan kampus Unair, Pemkab Banyuwangi kini tengah mencari lahan yang strategis. Menurut Anas, jika ada lahan minimal seluas 15 Hektare (Ha) di lokasi yang strategis. lahan tersebut akan dianalisis sebagai lokasi pembangunan kampus. Sebab, berkaca pada pengalaman sebelumnya, pembebasan lahan dengan kepemilikan kecil-kecil sangat rumit.

“Bisa-bisa tidak tuntas dalam lima tahun. Karena kebutuhan kampus Unair kira-kira 50 Ha,” terang bupati berusia 41 tahun tersebut. Menurut Anas, pernyataan Menristek-Dikti ibarat air sejuk yang tiba di saat yang tepat. Setelah peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, sang menteri datang ke Banyuwangi dan memberi kabar baik bagi rakyat. “Bahkan beliau (Nasir) juga meminta pemkab mempersiapkan rumah sakit (RS) dengan baik.

Jika RS sudah baik, Pak Menteri akan mendorong dibuka fakultas kedokteran di Banyuwangi,” tuturnya. Sementara itu, selain membicarakan pendidikan tinggi. Anas juga berdiskusi soal riset bersama Menristek-Dikti M. Nasir. Anas meminta dilakukan riset alat-alat pertanian dan pemanfaatan produk pertanian, misalnya riset teknologi pengolahan buah naga. “Sehinggga buah naga tidak hanya dikonsumsi, tetapi menurutnya bisa dioptimalkan,” cetusnya. (radar)