RadarBanyuwangi.id – Sebuah video yang menampilkan seorang ibu-ibu mengamuk di Stasiun Rangkasbitung, Banten, menjadi viral di media sosial.
Video yang diunggah oleh akun Instagram @wkwkmedsos pada Jumat (29/11) memperlihatkan seorang perempuan yang marah-marah kepada petugas PT Kereta Api Indonesia (KAI).
Insiden ini mengundang perhatian warganet, dengan ratusan komentar membanjiri unggahan tersebut.
Baca Juga: Simbol Sejarah dan Diplomasi, KAI dan Prancis Akan Kolaborasi di Stasiun Tuntang
Dalam video tersebut, ibu-ibu yang tidak disebutkan identitasnya itu meminta kereta yang akan ditumpanginya diberangkatkan lebih cepat.
Alasannya, ia sedang menghadapi musibah keluarga, yaitu meninggalnya orang tua. Namun, petugas yang bertugas tetap tenang meski menghadapi amarah sang ibu.
“Saya minta kebijakan karena orang tua saya sudah meninggal, tetapi mereka tidak percaya tanpa bukti,” ucap sang ibu dalam video itu.
Baca Juga: Siaga Musim Hujan, KAI Ambil Langkah Ini Demi Keselamatan Penumpang
Tak hanya itu, ibu tersebut juga meminta Presiden Prabowo Subianto untuk menindak kebijakan PT KAI yang dianggapnya tidak fleksibel terhadap situasi darurat.
Manajer Humas KAI Daop 1 Jakarta, Ixfan Hendriwintoko, memberikan klarifikasi mengenai kejadian yang berlangsung pada Sabtu (16/11) sekitar pukul 16.00 WIB itu.
Menurutnya, insiden terjadi karena ibu tersebut ingin menggunakan tiket kereta yang tidak sesuai dengan jadwal keberangkatan.
Baca Juga: DPR RI Tinjau Stasiun Kereta Cepat Tegalluar, Pastikan Transportasi Nataru Siap Optimal
“Ibu ini ingin naik KA Lokal Merak nomor 312 yang berangkat pukul 16.45 WIB, tetapi tiket untuk kereta tersebut sudah habis. Ia kemudian dibantu dipesankan tiket untuk KA Lokal Merak nomor 306 yang berangkat pukul 18.55 WIB menggunakan aplikasi Access by KAI,” jelas Ixfan.
Meski telah mendapatkan tiket untuk jadwal berikutnya, ibu tersebut tetap bersikeras ingin naik kereta yang lebih awal dengan alasan kedaruratan.
Konten berikut adalah iklan platform Geozo, media kami tidak terkait dengan materi konten ini.
Page 2
Ketika diminta menunjukkan bukti atas klaim musibah yang dialaminya, ia tidak dapat memberikan dokumen pendukung.
Petugas bernama Malik Fajar yang saat itu berada di pembatas boarding tetap tenang menghadapi situasi tersebut.
Bahkan, Malik tetap mencoba membantu sang ibu sesuai prosedur, meski diancam akan dilaporkan dan diviralkan.
Baca Juga: Menteri BUMN dan Menteri PKP Tinjau Proyek TOD, Bukti Sinergi Membangun Hunian Terintegrasi Transportasi Publik
Untuk mencari solusi, ibu tersebut diarahkan kepada Wakil Kepala Stasiun Rangkasbitung. Di sana, ia kembali diminta menunjukkan bukti musibah yang disebutkan. Namun, hingga akhir pertemuan, bukti tersebut tidak kunjung diberikan.
“Kami ingin membantu, tetapi ada aturan yang harus ditaati. Penumpang wajib menunjukkan bukti jika ada kondisi darurat seperti itu,” kata Ixfan.
Setelah mediasi tidak menemukan titik temu, ibu tersebut akhirnya meninggalkan stasiun sambil menggerutu.
Baca Juga: 23 Kecamatan Gelar Rapat Pleno Rekap Suara, Glenmore dan Banyuwangi Baru Lakukan Sabtu
Ixfan menegaskan, semua penumpang kereta api wajib mematuhi aturan yang berlaku demi kelancaran operasional dan kenyamanan bersama.
Kejadian ini mengingatkan pentingnya kedisiplinan dan transparansi dalam menghadapi situasi darurat. PT KAI berkomitmen untuk tetap melayani kebutuhan pelanggan dengan penuh profesionalisme.
Namun, perusahaan juga mengharapkan penumpang untuk mematuhi tata tertib yang berlaku, termasuk dalam hal keberangkatan kereta sesuai jadwal pada tiket.
Baca Juga: Hanya Satu Calon Kembalikan Berkas, Muskab PBSI Potensi Aklamasi
Video ini menuai beragam tanggapan dari warganet. Ada yang bersimpati kepada ibu tersebut, tetapi banyak pula yang mendukung sikap tegas petugas KAI dalam menjalankan aturan.
Insiden ini menjadi pengingat akan pentingnya memahami dan menghormati regulasi transportasi publik, bahkan dalam situasi mendesak. (*)
Konten berikut adalah iklan platform Geozo, media kami tidak terkait dengan materi konten ini.
Page 3
RadarBanyuwangi.id – Sebuah video yang menampilkan seorang ibu-ibu mengamuk di Stasiun Rangkasbitung, Banten, menjadi viral di media sosial.
Video yang diunggah oleh akun Instagram @wkwkmedsos pada Jumat (29/11) memperlihatkan seorang perempuan yang marah-marah kepada petugas PT Kereta Api Indonesia (KAI).
Insiden ini mengundang perhatian warganet, dengan ratusan komentar membanjiri unggahan tersebut.
Baca Juga: Simbol Sejarah dan Diplomasi, KAI dan Prancis Akan Kolaborasi di Stasiun Tuntang
Dalam video tersebut, ibu-ibu yang tidak disebutkan identitasnya itu meminta kereta yang akan ditumpanginya diberangkatkan lebih cepat.
Alasannya, ia sedang menghadapi musibah keluarga, yaitu meninggalnya orang tua. Namun, petugas yang bertugas tetap tenang meski menghadapi amarah sang ibu.
“Saya minta kebijakan karena orang tua saya sudah meninggal, tetapi mereka tidak percaya tanpa bukti,” ucap sang ibu dalam video itu.
Baca Juga: Siaga Musim Hujan, KAI Ambil Langkah Ini Demi Keselamatan Penumpang
Tak hanya itu, ibu tersebut juga meminta Presiden Prabowo Subianto untuk menindak kebijakan PT KAI yang dianggapnya tidak fleksibel terhadap situasi darurat.
Manajer Humas KAI Daop 1 Jakarta, Ixfan Hendriwintoko, memberikan klarifikasi mengenai kejadian yang berlangsung pada Sabtu (16/11) sekitar pukul 16.00 WIB itu.
Menurutnya, insiden terjadi karena ibu tersebut ingin menggunakan tiket kereta yang tidak sesuai dengan jadwal keberangkatan.
Baca Juga: DPR RI Tinjau Stasiun Kereta Cepat Tegalluar, Pastikan Transportasi Nataru Siap Optimal
“Ibu ini ingin naik KA Lokal Merak nomor 312 yang berangkat pukul 16.45 WIB, tetapi tiket untuk kereta tersebut sudah habis. Ia kemudian dibantu dipesankan tiket untuk KA Lokal Merak nomor 306 yang berangkat pukul 18.55 WIB menggunakan aplikasi Access by KAI,” jelas Ixfan.
Meski telah mendapatkan tiket untuk jadwal berikutnya, ibu tersebut tetap bersikeras ingin naik kereta yang lebih awal dengan alasan kedaruratan.
Konten berikut adalah iklan platform Geozo, media kami tidak terkait dengan materi konten ini.