Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Warga Bongkar Mesin Penyedot

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

wargabongkarBANYUWANGI – Puluhan warga Lingkungan Pantai Sari, Kelurahan Pakis, Kecamatan Banyuwangi, menggelar aksi protes penambangan pasir di kampungnya kemarin (10/2). Aksi demoa itu juga didukung oleh warga Lingkungan Sobo Gareng, Kelurahan Sobo, Kecamatan Banyuwangi. Sambil membawa poster yang berisi protes penambangan pasir, warga dalam aksinya meminta Polres Banyuwangi segera memproses laporan dugaan perusakan lingkungan yang pernah disampaikan. “Kita sudah melaporkan ke polres, kita meminta polisi segera memproses,” cetus M. Amrullah, salah satu warga Kelurahan Pakis.

Aksi warga yang memprotes penambangan pasir ini, dimulai sekitar pukul 10.00. Dengan membawa poster, warga berjalan kaki menuju tambak yang dipakai untuk lokasi penambangan pasir. “Penambangan pasir illegal harus dihentikan, mesin penyedot pasir harus dibongkar,” pinta Amrullah. Dalam aksi ini sempat terjadi ketegangan. Handoyo yang biasa mengoperasikan mesin penyedot pasir itu menolak keinginan warga untuk membongkar mesin yang ada di tengah tambak. Handoyo yang akan kabur dengan naik motor, langsung dihadang oleh Haris sembari memegang kayu Handoyo dan Haris sempat cekcok. Untungnya, warga segera melerai sambil menggiring Handoyo menuju lokasi mesin penyedot pasir di lokasi tambak milik H Nur.

Warga didampingi Handoyo akhirnya membongkar mesin penyedot untuk penambangan pasir tersebut. Ketegangan kembali terjadi, saat warga membongkar paralon dan mesin penyedot ini, tiba-tiba Haris dengan emosi mengamuk. Warga Lingkungan Pantai Sari itu memukul paralon dengan menggunakan potongan kayu pohon kelapa. Lagi-lagi, warga harus menenangkannya. “Semua harus dibongkar,” teriak Haris. Aksi warga tanpa ada pengamanan aparat kepolisian itu selanjutnya membongkar peralatan penambangan dan paralon. Untuk mesin penyedot, oleh warga diseret dan dinaikkan ke daratan.

“Sekarang kita bongkar mesin penyedot yang lain,” ajak salah satu warga. Sebelum mengangkat mesin penyedot pasir yang kedua, beberapa warga sempat merusak pos yang biasa digunakan untuk tempat mencatat kendaraan yang mengambil pasir. Pos yang terbuat dari bambu itu dirusak warga hingga nyaris rata dengan tanah. “Gara-gara penambangan pasir ini, kampung kami sering banjir,” jelas Nanang Hadi, tokoh pemuda Lingkungan Pantai Sari.

Menurut Nanang, selama ini warga sudah sering memprotes penambangan liar yang ada di dekat kampungnya ini. Tapi nyatanya, penambangan masih jalan dan tidak ada penindakan dari aparat keamanan dan pemerintah. “Sekarang ini, setiap hujan deras selalu banjir,” cetusnya. Warga lainnya, Slamet menyebut, penambangan pasir di lokasi tambak ini telah merusak jalan. Jalan yang ada di kampungnya, kini rusak berat setelah pasirnya disedot dalam penambangan ini. “Kita minta penambangan pasir ditutup untuk selamanya,” ujarnya. Kerusakan jalan akibat penambangan pasir ini juga disampaikan oleh Mulyanto, 32, warga Lingkungan Sobo Gareng, Kelurahan Sobo.

Dia mengaku datang dan bergabung dalam aksi tersebut, karena kampungnya juga sering dilanda banjir akibat aktivitas penambangan pasir tersebut. “Banjir rob, kampung kami seperti terendam,” sebutnya. Mulyanto menyebut, garagara penambangan pasir illegal ini membuat jalan yang menghubungkan kampungnya dengan pantai, kini juga rusak dan ambrol. “Karena pasirnya disedot, jalan ikut rusak dan ambrol. Warga di kampung kami juga tidak terima dengan penambangan pasir ini,” katanya.(radar)