BANYUWANGI – Di Banyuwangi saat ini tengah berkembang paket wisata jalan kaki. Sejumlah pelaku wisata mengembangkan paket wisata di kabupaten di ujung timur jawa tersebut, dengan mengajak wisatawan dan komunitas penggemar jalan kaki untuk menyusuri sejumlah destinasi wisata. Salah satu penggagas paket wisata ini adalah ”Camino De Ijen”.
Koordinator Camino De Ijen, Agustina mengatakan, ide untuk membuat paket wisata alternatif ini muncul karena Banyuwangi punya banyak potensi yang sayang untuk dilewatkan.
“Selama ini jika orang datang ke Banyuwangi dan akan menuju destinasi yang diinginkan selalu menggunakan alat transportasi,” tutur Agustina.
Dan kali ini pihaknya mencoba membuat sesuatu yang beda, dengan menawarkan wisata jalan kaki selama beberapa hari di Banyuwangi. Dengan berjalan kaki, wisatawan bisa mempunyai pengalaman baru dengan lebih mengenal budaya masyarakat, keindahan alam, maupun tradisi seni di tiap daerah yang dilintasi.
“Oleh karena itulah, kami membuat trip dengan berjalan kaki di desa desa, termasuk di sekitar Gunung Ijen sekaligus melihat aktivitas warga desa dan melewati sawah maupun perkebunan,” ungkapnya.
Agustina menjelaskan, selama empat hari, peserta diajak menyusuri kawasan Banyuwangi sejauh 100 kilometer. Pada awal Desember ini, baru diikuti tujuh peserta, dari Sumatera dan Jakarta.
“Mereka mendaftar lewat media social dan di yakini ke depan ini akan terus berkembang,” kata Agustina.
Sementara, di hari pertama, peserta menempuh rute Taman Blambangan di pusat kota menuju Desa Macan Putih Kecamatan Kabat yang berjarak 15 Km, lalu menginap di desa tersebut. Di hari kedua, perjalanan dilanjutkan ke Desa Banjar Kecamatan Licin sejauh 25 Km. Rute dilanjutkan dari Taman Langit Desa Banjar menuju Rest Area Jambu di Desa Taman Sari dengan jarak 10 Km, yang tidak jauh dari kaki Gunung Ijen.
“Hari terakhir, mereka mendaki Gunung Ijen,” ujarnya.
Agustina mengungkapkan, para wisatawan ini sangat menikmati perjalanan. Mereka belajar memainkan musik tradisional, membatik, menikmati kopi uthek dan nasi lemang khas Desa Banjar saat menginap di rumah penduduk.
Sebelumnya, rombongan komunitas Sarekat Ngobong Kalori Yogyakarta juga menikmati keindahan Banyuwangi dengan berjalan kaki selama empat hari.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengaku senang kreativitas wisata terus muncul. Setelah wisata bersepeda, olahraga air, wisata budaya dan sebagainya, kini muncul wisata jalan kaki.
“Ini sangat membantu menggerakkan ekonomi warga lewat pariwisata,” tutur Bupati Anas.
“Wisata jalan kaki ini sebagai kesenangan sambil menyehatkan badan. Setelah sebelumnya, masyarakat berwisata yang di lanjutkan dengan kuliner tidak terkontrol,” papar Bupati Anas.