TRADISI warisan nenek moyang khas Desa Glagah, Kecamatan Glagah yang bertajuk Gelar Songo kemarin (16/10) kembali digelar. Dibandingkan tahun sebelumnya, ritual yang biasanya diperingati tiap tanggal 9 Suro kali ini jauh lebih meriah.
Ratusan orang warga tumplek-blek menyaksikan arak-arakan warga yang membawa hasil bumi dan beberapa kesenian untuk meramaikan ritual bersih desa tersebut. Sebelum acara puncak tradisi Gelar Songo, warga telah melakukan berbagai rangkaian kegiatan.
Mulai dari dari pembacaan lontar Yusuf, membaca Alquran dan selamatan di makam Buyut Kai atau biasa dikenal dengan buyut Gringsing. Barulah setelah rangkaian ritual digelar, acara puncak diisi dengan arak-arakan yang berisi berbagai kesenin seperti barong, pembawa seserahan, tandun yang membawa pria dan wanita serta penari waria berkostum mirip BEC.
Setelah itu, semua warga berkumpul di balai desa untuk berdoa bersama. Di hadapan mereka sudah tersedia puluhan pasang tumpeng lengkap dengan lauknya seperti sayur, pecel pitik, tempe, telur dan mie. Tak ketinggalan buah-buahan hasil bumi asli Desa Glagah seperti pisang, ketela pohon, kacang tanah dan ubi-ubian lainnya disediakan sebagai pencuci mulut.