Ungkap Pembunuh Satria, Penyidik Polsek Sempu Periksa Sebelas Saksi
SEMPU – Kasus tewasnya Satria Dwi Cahya, 19, anak pasangan suami istri (pasutri) Mardi Aminoto dan Ani Suprapti warga Dusun Krajan RT 07/ RW 02, Desa Jajag, Kecamatan Gambiran terus diselidiki aparat Polsek Sempu.
Untuk mengungkap misteri di balik kematian Satria, aparat polsek Sempu telah melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah saksi. Ada sebelas orang saksi yang telah dikorek keterangan. Mereka rata-rata teman korban. “Kita sudah periksa saksi-saksi termasuk teman korban,” ujar Kapolsek Sempu, AKP Jaenur Holiq.
Pemeriksaan awal, polisi mendapat informasi dari AG yang tak lain adalah ibu dari pacar korban, warga Desa Gendoh. Dari keterangan AG itu diketahui, Sabtu malam (23/4) korban sempat datang ke rumahnya untuk menemui putrinya, SF dengan mengendarai motor Kawasaki Ninja warna merah.
Selanjutnya, korban berpamitan pulang hendak menghadiri acara pesta ulang tahun temannya di Desa Aliyan, Kecamatan Rogojampi. Saat keluar dari rumah pacarnya, Satria mengendarai motor Kawasaki Ninja warna merah, membawa tas berisi laptop dan handphone (HP) merk Oppo.
“Setelah keluar dari rumah AG sekitar pukul 22.00, korban tidak bisa dihubungi oleh pacarnya, SF,” ungkap Kapolsek Jaenur Holiq. Mengenai ada dugaan lain seperti begal atau perampokan yang menewaskan Siswa kelas XII SMAN 1 Banyuwangi ini, Kapolsek masih belum berkomentar lebih jauh.
Yang jelas, sebelum ditemukan meninggal dunia tersebut, korban sempat dianiaya dengan sejumlah luka bekas sayatan benda tajam. “Kita masih dalami, dan memeriksa saksi-saksi,” jelasnya. Sumber lain menyebutkan, motif pembunuhan Satria disebut- sebut terkait asmara.
Sepulang korban apel di rumah pacarnya, ada lelaki lain yang datang menemui SR. Nah, sepulang dari rumah SR inilah Satria ada dugaan dihabisi oleh pria tak dikenal. Sementara itu, meninggalnya Satria masih menjadi pembicaraan hangat warga.
Sejumlah warga berdatangan untuk melihat langsung tempat kejadian perkara (TKP) pembunuhan di sungai Genitri, Desa Gendoh, Kecamatan Sempu. “ Saya baru tahu jika ada kabar pembunuhan, makanya saya datang ke sini,” ujar Hariyanto, 53, salah seorang warga Gendoh.
Kabar tersebut memunculkan spekulasi dari warga setempat. Mereka menduga jika pelaku penganiayaan adalah warga yang tak jauh dari lokasi kejadian. Pasalnya, lokasi jembatan rel kereta api di Dusun Genitri tersebut adalah lokasi yang cukup tersembunyi.
“Kalau warga jauh tidak mungkin bisa tahu lokasi jembatan rel KA ini,’’ duga Hariyanto. Lokasi tempat ditemukannya jenazah korban, juga kerap digunakan oleh pemuda dari Desa Gendoh dan Desa Temuguruh untuk lokasi pesta miras.
Tak ayal, jika di sekitar lokasi banyak ditemukan bekas botol air mineral berbau alkohol, bekas bungkus dan putung rokok, serta kemasan minuman berenergi. “ Kalau malam hari gelap gulita, jadi sering untuk tempat pesta miras,” tandasnya.
Diberitakan sebelumnya, warga Dusun Genitri, Desa Gendoh, Kecamatan Sempu, digegerkan dengan penemuan mayat laki-laki dalam kondisi tengkurap di bebatuan sungai, persisnya di bawah jembatan rel kereta api (KA). Saat ditemukan sekitar pukul 05.15, korban sempat tidak diketahui identitas korban.
Mayat berkelamin laki-laki yang terlihat masih berumur muda itu, diduga kuat korban pembunuhan. Sebab, di beberapa bagian tubuhnya ditemukan banyak luka bekas sayatan senjata tajam (sajam). Identitas korban baru diketahui sore harinya.
Itu setelah salah satu saudaranya, Yuyun, warga Dusun Klontang, Desa Gendoh, melihat wajah korban melalui foto yang ada di hand phone (HP). Korban ditemukan anak-anak yang sedang olahraga dengan melewati lintasan KA.
Saat berjalan di jembatan rel, mereka melihat mayat yang tengkurap di sekitar bebatuan yang ada di sungai. Sementara itu, Satreskrim Polres Banyuwangi juga menelusuri adanya motif dan saksi atas kejadian tersebut. Termasuk di antaranya melakukan otopsi atas ja sad korban di kamar mayat RSUD Blambangan kemarin.
Dari hasil pemeriksaan diketahui penyebab korban meregang nyawa adalah patahnya tulang leher bekalang. Luka akibat sabetan senjata benda tajam berat membuat korban seketika meninggal dunia. “Kalau penyebab meninggalnya ada di luka belakang kepala. Lukanya cukup lebar dan dalam hingga memutus jaringan napas,” beber Solakhudin, dokter Instalasi Kedokteran Kehakiman (IKK) RSUD Blambangan dihubungi koran ini kemarin.
Selebihnya adanya luka di tubuh korban itu disebutkan Solakhudin hanya luka kecil. Luka itu sifatnya seperti luka lecet saja. Sedangkan dugaan adanya unsur minuman keras dalam kematian korban, itu disebutkan tidak benar. Bahkan indikasi alkohol tidak ada saat otopsi dilakukan.
Kasatreskrim Polres Banyuwangi AKP Stevie Arnold Rampengan mengatakan, pihaknya masih menelusuri dan mendalami kasus dugaan pembunuhan Satria Dwi Cahya. Dia kini masih intens memeriksa saksi dan menelusuri runutan kejadian tersebut.
“Kami masih dalami kasus itu. Kami masih memeriksa saksi yang dianggap berkaitan dengan kasus ini,” jelas Stevie di Mapolres Banyuwangi kemarin. Salah satu fokus polisi adalah menyelidiki isi terkait pesan BlackBerry Messenger (BBM) korban. Informasi yang diterima menyebutkan, sebelum dinyatakan “hilang”, korban sempat memposting pesan di grup mesengger teman temannya.
Isinya dia sedang bersama dengan orang-orang dari Gendoh. Selain petunjuk itu, kepolisiaan sejauh ini juga masih mencari petunjuk lain tewasnya korban. Salah satu yang kini sedang dicari adalah barang-barang milik korban seperti handphone, laptop, dan motor korban yang dikatakan hilang.
Motor jenis Kawasaki Ninja warna merah nomor P 5583 WX masih dalam pengejaran petugas. Motor itu dianggap bisa menjadi petunjuk bagi polisi untuk melacak siapa pelakunya. Di sisi lain, kematian Satria Dwi Cahya menimbulkan duka mendalam bagi teman teman korban. Sebab malamnya sebelum kejadian, beberapa temannya sempat melihat korban sehat-sehat saja.
“Saya sempat lihat dia naik motor itu di sekitaran SPBU PLN Banyuwangi,” beber Dimas, teman korban. Bahkan dia sempat berada di sebuah warung di sudut kota Banyuwangi. Korban kemudian disebut-sebut menemui kekasihnya yang ada di Sempu.
Dari sanalah kemudian korban dikatakan hilang hingga kemudian pagi harinya ditemukan me ninggal di sungai Genitri, Sempu. Teman korban lainnya, Annisa menuturkan Satria Dwi Cahya merupakan sosok yang supel. Dia dikenal mudah bergaul dan senang guyon. “Dia orangnya suka bergaul,” ujar Annisa yang satu SMA-dengan korban. (radar)