SEMENTARA itu, penyidikan kasus pembunuhan Satria Dwi Cahya akhirnya diambil alih Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Banyuwangi. Sebelumnya, tim gabungan Polsek Sempu, Polsek Songgon, dan Resmob Polres berhasil membekuk Rofi Anang Kurniawan alias Robi alias Pritil, 23, warga Dusun Pasar, RT 2, RW 6, Desa Sumberarum, Kecamatan Songgon.
Dia diduga bertindak sebagai salah satu pelaku pembunuhan siswa SMAN 1 Banyuwangi itu. Awalnya, Robi alias Pritil itu diaman kan ke Mapolsek Sempu. Namun, ratusan warga langsung memadati Polsek Sempu. Mereka spontan datang untuk melihat langsung lelaki yang diduga terlibat kasus pembunuhan sadis itu.
Karena situasi yang kurang kondusif, akhirnya Robi dibawa ke Polres Banyuwangi. Setibanya di Mapolres Banyuwangi, Robi langsung dibawa ke ruang Pidana Umum Satreskrim Polres Banyuwangi. Selain mengamankan Robi, polisi juga turut mengamankan istrinya sebagai saksi.
Penyidik sejauh ini baru mengorek keterangan seputar keberadaan sepeda motor Kawasaki Ninja-250 milik Satria dan tas yang ditemukan polisi di rumah Robi. Kapolres Banyuwangi AKBP Bastoni Purnama melalui Kasatreskrim AKP Stevie Arnold Rampengan mengatakan, sejauh ini penyidik masih mendalami keterlibatan dan peran pelaku tersebut. Bila terbukti, Robi bisa dijerat dengan hukuman yang berat.
“Sejauh ini masih diperiksa. Jadi sabar dulu ya,” kata Kasatreskrim Stevie. Dari satu orang yang terindikasi sebagai pelaku, Stevie menuturkan bahwa tim buser masih berusaha mengungkap adanya pelaku lain. Sebab dari keyakinan dan hasil analisis polisi, pelaku bisa saja berjumlah lebih dari dua orang.
Sementara itu, polisi belum memberikan jawaban resmi terkait peran Robi alias Pritil. Namun dari informasi yang berhasil dihimpun wartawan Jawa Pos Radar Banyuwangi menyebutkan, Robi diduga bertugas sebagai menyimpan barang milik korban.
Usai mengambil barang korban, barang-barang itu kemudian disimpan di rumah Robi di Desa Sumberarum, Kecamatan Songgon. Saat ditemukan, motor Kawasaki Ninja-250 warna merah itu sudah tidak ada lagi pelat nomor polisinya.
Polisi yang mencurigai langsung memeriksa tas yang diduga milik korban. Setelah dibuka, di sana ada pisau yang masih ada bercak darahnya. Selain itu, keberhasilan polisi mengendus keberadaan motor Kawasaki milik korban itu tidak lepas dari kelengahan pelaku sendiri.
Ceritanya, saat malam kejadian, salah seorang pelaku sempat menitipkan motor itu ke salah seorang warga di dekat lokasi kejadian. Selang satu jam kemudian, motor itu diambil lagi. Polisi bisa melacak keberadaan
motor itu, diduga berkat info dari warga sekitar lokasi ke jadian yang dititipi motor tersebut.
Dari ciri-ciri pelaku itulah, kemudian motor itu bisa terlacak. Sementara itu, polisi terus melacak barang berharga lain milik Satria yang raib. Sebab saat kejadian, Satria sempat membawa ponsel dan sebuah laptop. Kedua barang itu kini masih dilacak, karena besar kemungkinan barang sudah berpindah tangan.
Seperti diberitakan sebelumnya, warga Dusun Genitri, Desa Gendoh, Kecamatan Sempu, digeger kan dengan penemuan mayat laki-laki dalam kondisi tengkurap di bawah jembatan rel kereta api (KA). Saat ditemukan di sungai sekitar pukul 05.15, korban sempat tidak diketahui identitasnya.
Diduga kuat, remaja itu adalah korban pem bunuhan. Sebab, di beberapa bagian tubuhnya ditemukan banyak luka bekas sayatan senjata tajam (sajam). Identitas korban baru diketahui sore harinya. Terkuaknya identitas korban setelah salah satu saudaranya, Yuyun, warga Dusun Klontang, Desa Gendoh, melihat wajah korban melalui foto yang ada di ponsel.
Korban pertama kali ditemukan anak-anak yang sedang olahraga dengan melewati lintasan KA. Saat berjalan di jembatan rel, mereka melihat mayat yang tengkurap di sekitar bebatuan di sungai.(radar)