BANYUWANGI – Belasan karyawan PT Pelayaran Banyuwangi Sejati (PBS) menggelar aksi demo di Simpang Lima, Banyuwangi, kemarin (29/6). Mereka menggalang koin peduli kepada publik. Rencananya, hasil pengumpulan koin itu akan diserahkan kepada Panitia Khusus (Pansus) DPRD untuk membeli dua kapal PT PBS yang akan dilelang pemkab.
“Sebanyak 85 karyawan belum dibayar gaji dan THR-nya,” ujar Iskak, 40, karyawan PBS yang tinggal di Desa Ketapang, Kecamatan Kalipuro. Dia mengatakan, para karyawan PBS menginginkan pemkab turun tangan menyelesaikan kemelut di perusahaan yang mengelola dua kapal milik Pemkab Banyuwangi itu.
“Untuk membayar gaji dan THR saja cukup, dengan pendapatan kapal yang sebenarnya cukup besar. Tapi entah kemana itu uang,” terang Busuri, karyawan PBS. Busuri menambahkan, karyawan menginginkan para direksi dan manajemen segera diganti.
“Kami juga menginginkan pergantian direksi dan manajemen,” tegasnya. Sementara itu, pada poster yang dibentangkan, mereka menyuarakan tiga tuntutan. Tuntutan pertama adalah mendesak hak dan gaji karyawan segera dibayar.
Tuntutan kedua penyelamatan PT PBS. Ketiga adalah reformasi manajemen dengan cara mengganti direksi beserta orang-orangnya. Seperti diberitakan sebelumnya, pemkab selaku pemilik dua kapal yang dikelola PT PBS merasa asetnya sudah tidak layak.
Kapal LCT Putri Sri Tanjung dan LCT Putri Sri Tanjung 1 dianggap tidak layak secara fisik dan perusahaan. Apalagi, kapal biru (Putri Sri Tanjung 1) rusak parah dan nyaris patah bodinya gara-gara terendam air laut di Pantai Bulusan.
DPRD pun bereaksi dan membentuk pansus PT PBS. Dalam tahap pengumpulan data terungkap ada dugaan kapal sengaja dibiarkan karam. Selain itu, pansus mengetahui bahwa manajemen tidak melakukan docking sesuai jadwal.
Pansus juga menemukan ada dugaan pembiaran aset kapal oleh karyawan, sehingga kapal itu mangkrak. Perkembangan selanjutnya, pemkab bersiap melelang ‘’bangkai’’ kapal Sri Tanjung Biru. Yang terakhir, pemkab bahkan siap melelang juga kapal Sri Tanjung Merah. (radar)