Hadiri Konferensi Pelajar Internasional di Nairong University
Lima pelajar SMA Negeri 1 Giri (SMAGI) telah berangkat menuju Negeri Gajah Putih untuk menghadiri sebuah acara Nairong International Student Conference (NISC) atau konferensi pelajar internasional, Sabtu kemarin (23/7). Pengiriman lima pelajar ini diharapkan mampu membawa nama baik sekolah dan Banyuwangi, khususnya di kancah internasional.
Kelima pelajar itu adalah Alna Syefira Zalzabila, Yulieta Dhiva M.E, Ahmad Rifky Inderawan dan Yedijah Jose Endragon yang kesemuanya masih duduk di bangku kelas XI. Sedangkan Amalia Rosy satu-satunya siswa kelas XII.
Mereka didampingi satu orang guru, Ahmad Imron dan seorang wali murid, Inneke. Konferensi pelajar internasional itu diadakan oleh salah satu perguruan tinggi di Thailand, yakni Nairong University sejak hari ini hingga tanggal 29 Juli mendatang. Seluruh kegiatan dipusatkan di Avenue Hotel, Bangkok.
Kegiatan yang akan mereka ikuti di antaranya konferensi antar-pelajar se-Thailand dan internasional dengan mengangkat tema “Masyarakat mendatang, apakah sudah siap”? Selain itu, kelima pelajar SMAGI itu akan mengikuti berbagai kompetisi yang diselenggarakan di negeri Gajah Putih.
Antara lain, speech contest atau lomba pidato dalam Bahasa Inggris. Kedua, lomba poster dan yang ketiga adalah lomba pertunjukan budaya lokal. Ada juga lomba kewirausahaan, di mana masing-masing delegasi dalam hal ini perwakilan dari SMAGI bisa mengenalkan sekaligus menjual souvenir hasil kewirausahaan siswa.
Kepala SMAGI Banyuwangi, Mujib mengatakan, untuk lomba pertunjukan budaya lokal atau culture dance, delegasi SMAGI akan membawakan tari Gandrung Seblang Lukinto. Sedangkan souvenir yang dibawa berupa gantungan kunci dan boneka gandrung, batik Banyuwangi hingga udeng khas masyarakat Osing.
Keikutsertaan lima pelajar dari SMAGI ke Thailand ini diharapkan mampu membuat SMAGI ke depannya lebih menjadi sekolah rujukan khususnya di Banyuwangi. ”Tiga program SMAN 1 Giri yang utama adalah bebas narkoba, digital society school dan go international,” ujar Mujib.
Untuk program bebas narkoba juga telah dilaksanakan oleh pihak sekolah yang beralamat di Jalan HOS Cokroaminoto ini saat hari pertama masuk sekolah lalu. Dalam tes itu, dinyatakan tidak ada satu pun yang positif menggunakan narkoba.
Menariknya, dalam hal ini SMAGI merupakan sekolah yang pertama dan satu-satunya melakukan tes narkoba di kabupaten Banyuwangi kepada calon siswa-siswinya. Tidak hanya itu, untuk digital society school SMAGI juga telah menerapkan sistem absensi murid dan guru yang berupa face detect, yakni menggunakan deteksi wajah sebagai absensi.
Ini juga merupakan hal yang pertama di Banyuwangi dan mendapatkan apresiasi dari menteri pemberdayaan Aparatur Negara (Menpan). Keikutsertaan pelajar SMAGI di NISC, Thailand ini merupakan sebuah kegiatan yang juga bertujuan untuk menyongsong program Go International. Harapannya, SMAGI ke depan bisa lebih intens mengikuti kegiatan-kegiatan internasional lainnya.
”Ditargetkan kita harus bisa ikut event internasional mencapai lima kali dalam setahun ke depannya, “tandasnya. Dengan demikian hal yang sudah dipersiapkan Mujib bersama dewan guru SMAGI adalah mendata, menyeleksi dan menjaring siswa yang berminat, berpotensi dan memiliki skil tinggi untuk program go international.
”Semua ini tidak akan tercapai tanpa adanya campur tangan dari komite dan wali murid yang turut langsung dalam mensuksesan semua program SMAGI,” pungkas Mujib. (radar)