SEMENTARA itu, di akhir pertunjukan Gandrung Sewu kemarin seluruh pejabat yang hadir diutus masuk arena pertunjukan untuk berkumpul dengan ribuan penari gandrung. Suasana gembira tumpah ruah dari raut wajah penari dan pelatih.
Bahkan, air mata haru para pelatih tumpah setelah pertunjukan usai kemarin. Wakil Bupati Banyuwangi, Yusuf Widyatmoko, menyampaikan bahwa pertunjukan Gandrung Sewu tahun ini benar-benar atraktif, baik gerakan maupun formasinya.
Antusias penonton yang tinggi untuk menyaksikan Gandrung Sewu juga menjadi tanda bahwa Gandrung Sewu merupakan sebuah sajian tari kolosal yang paling di tunggu-tunggu masyarakat. ”Karena antusias masyarakat sangat tinggi, tahun depan akan kami selenggarakan lagi. Dari tahun ke tahun pertunjukannya selalu berbeda dan selalu lebih bagus,” jelasnya.
Budianto, salah satu penggagas Gandrung Sewu, menegaskan sajian Gandrung Sewu tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya. Meski waktu latihan tidak terlalu panjang, tapi dirinya sangat bersyukur para penari, pemain drama, dan penabuh, bisa menyuguhkan tampilan yang menarik.
”Tahun ini memang kami coba keluar dari zona nyaman. Gerakan tarian dan formasi memang lebih sulit, tapi anak-anak tampil sangat bagus. Mudah-mudahan masyarakat puas,” kata Budianto di akhir acara. Dirjen Pemasaran Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Esti Reka Astuti, menyampaikan pertunjukan Gandrung Sewu yang sudah dikemas apik itu harus tetap dilestarikan.
Pengembangan budaya dan pariwisata di Banyuwangi dirasa semakin maju. Gandrung Sewu juga merupakan salah satu pengembangan kebudayaan yang sangat menakjubkan.
”Banyuwangi ini sudah komplet. Kebudayaan dan wisata alam sangat banyak dan menarik. Ada sepuluh daerah yang di-support Kemenpar terkait pengembangan pariwisatanya, salah satunya Banyuwangi,” katanya. (radar)
